Selasa, 29 Maret 2016

Model Connected


Model Pembelajaran Connected (Terhubung)
Diajukan Untuk Mata Kuliah :
Pembelajaran Terpadu

Dosen Pengampuh :
Machful Indra, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Khikmah Rakhmaniah (148620600158)
2. Yusnia wulandari (148620600162)
3. Wahyuni Putra Nurdiana (148620600177)
4. Alif Putri Hidayah (148620600186)
5. Ahmad Fathurrozi (148620600187)



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN
2015-2016


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa. Sebagai guru, harus pandai dalam memilih topic yang pas dalam membimbing pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan model pembelajaran terhubung ?
2. Bagaimana penggunaan model pembelajaran terhubung?
3. Apa  langkah- langkah perencanaan pembelajaran model terhubung ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan perencanaan  pembelajaran model terhubung ?
5. Bagaimana implementasi pembelajaran terpadu model terhubung dalam proses belajar mengajar ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran terhubung
2. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran terhubung
3. Untuk mengetahui langkah- langkah perencanaan pembelajaran model terhubung
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan perencanaan  pembelajaran model terhubung
5. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran terpadu model terhubung dalam proses belajar mengajar

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Terpadu Model Connected (Terhubung)
Pengertian pembelajaran terpadu model connected merupakan model pembelajaran yang menunjukkan keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Model Connected (keterhubungan) dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukkan pemahaman, ketrampilan dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing model pembelajaran tersebut, maka model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model terhubung (the connected model), karena model terhubung ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Selain itu, Model terhubung ini juga secara nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya. Pemanfaatan penerapan model terhubung (connected) ini sangat relevan dengan konsep Cahaya (dalam fisika) dan konsep Sistem Indera pada manusia (dalam biologi), agar dapat terwujud pemampatan/ pengurangan waktu dalam pembelajaran pada konsep-konsep tersebut (Reduce Instructional Time). Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target kurikulum.


B. Penggunaan Model Pembelajaran Connected (Terhubung)
Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.

C. Langkah- langkah perencanaan pembelajaran terpadu model connected antara lain:
1) Guru menentukan tema-tema yang dapat dihubungkan yang terdapat dalam silabus.
2) Tema- tema yang telah ditentukan diorganisasikan pada tema induk.
3) Guru menjelaskan materi pembelajaran yang terdiri dari beberapa tema.
4) Guru memberikan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang telah diajarkan.
5) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
6) Tiap-tiap kelompok diperintahkan untuk mengerjakan tugas yang telah disiapkan oleh guru.
7) Guru memberikan kesimpulan, penegasan, dan mengadakan evaluasi.
8) Guru memberikan tugas portofolio kepada peserta didik untuk dijadikan pekerjaan rumah.

Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 – 14) sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan :
 Menentukan tujuan pembelajaran umum
 Menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
 Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa.
(materi prasyarat)
 Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
 Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
 Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
 Menyampaikan pertanyaan kunci

3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
 Pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok
 Kegiatan proses
 Kegiatan pencatatan data
 Diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
 Evaluasi proses , berupa :
-  Ketepatan hasil pengamatan
-  Ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
-  Ketepatan siswa saat menganalisis data
 Evaluasi produk :
   - Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan    pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
 Evaluasi psikomotor :
- Kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.

D.       Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Terhubung (Connected)

Kelebihan :
1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan;
2. Kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator.
3. Siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus;
4. Siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.



Kekurangan:
1.   Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
2.   Model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri;
3.   Bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.

E.  Implementasi Pembelajaran Terpadu Model Terhubung Dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar, model terhubung digunakan untuk menghubungkan beberapa materi atau kompetensi tertentu yang memiliki karakteristik yang saling terkait dengan tetap berpedoman pasa standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun cara menghubungkan materi-materi yang saling terkait tersebut ialah dengan membuat “jembatan pengetahuan”. Jembatan pengetahuan dapat berupa wacana, berita, diskusi, alat peraga dan lain-lain yang dianggap mampu mengantarkan pemahaman siswa dari materi satu ke materi brikutnya. Materi-materi yang tidak memiliki keterkaitan tidak bisa dipaksakan untuk dihubungkan. Jika dipaksakan, dimungkinkan siswa akan semakin bingung dalam merekonstruksi pengetahuan.











BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Model terhubung digunakan untuk mengkaitkan beberapa bagian materi menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling terkait sehingga siswa mampu menyerap informasi secara utuh dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa untuk melahirkan pengetahuan-pengetahuan baru sesuai dengan kemampuannya. Dalam metode connected, fokus pembelajaran berpusat pada siswa sebagai pelaku utama pembelajaran. Dalam hal ini, guru bersama-sama siswa merencanakan, membuat, dan melaksanakan pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan dengan tetap mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan pembelajaran terpadu menggunakan metode connected, diharapkan pemikiran siswa akan berkembang tanpa dibatasi oleh materi-materi dan tuntutan pembelajaran yang justru akan membingungkan siswa.

B. SARAN
Dari makalah ini, diharapkan setiap Guru mampu mengemban tugasnya dengan sangat baik. Melihat adanya model pembelajaran terhubung (connected) yang dapat digunakan secara maksimal untuk melaksanakan proses kegiatan pembelajaran










DAFTAR PUSTAKA
https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/pembelajaran-terpadu-tipe-connected/comment-page-1/
Amti, Erman dan Marjohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
http://aishipopeyeolive.blogspot.co.id/2012/05/kelompok-2-pembelajaran-terpadu.html

1 komentar: