Selasa, 05 April 2016

Model Nested

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan masalah
1.1.1 Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan terdapat istilah pembelajaran terpadu. Model pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik bermakna dan otentik.
Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi siswa. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembalajaran lebih efektif.
Pembelajaran ini merupakan model  yang mencoba untuk memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995 : 615). Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek materi belajar dan aspek kegiatan belajar mengajar. Ditinjau dari cara memadukan konsep, ketrampilan, topik, dan unit tematiknya menurut seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) terdapat 10 model merencanakan pembelajaran terpadu yang salah satunya adalah Model pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan (Nested). Namun  banyak para Guru yang kurang memahami atau bahkan tidak memahami dan mengetahui maksud dari pembelajaran terpadu termasuk 10 model pembelajarannya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang pembelajaran terpadu. Tepatnya pembelajaran terpadu model Nested ( berbentuk sarang/ kumpulan ).

1.1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis maka kita mencoba merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari pembelajaran terpadu model Nested?
2. Bagaimana karakteristik dari pembelajaran terpadu model Nested?
3. Apa kegunaan dari pembelajaran terpadu model Nested?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran terpadu model Nested?
5. Langkah-langkah apa sajakah yang harus dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran terpadu model Nested ?
6. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu model Nested ?

1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah kali ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran terpadu model Nested.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari pembelajaran terpadu model Nested.
3. Untuk mengetahui kegunaa dari pembelajaran terpadu model Nested.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran terpadu model Nested.
5. Membuat atau menyusun langkah-langkah pembelajaran terpadu model Nested.
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu model  Nested.


















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Terpadu Model Nested
Model Nested adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi.
Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada satu mata pelajaran saja. Tetapi materi pelajaran masih ditempatkan pada prioritas utama yang kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Karena nested adalah model pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu, maka keterpaduan yang dimaksud dalam tipe nested bukanlah keterpaduan materi pelajaran melainkan keterpaduan beberapa jenis keterampilan (skill). Keterampilan-keterampilan itu meliputi keterampilan bepikir (thingking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisasi (organizing skill) Fogarty (1991: 23).
Model pembelajaran terpadu tipe Nested atau tersarang berguna untuk memperkaya segala hal yang digunakan oleh guru supaya terlihat lebih terampil. Mereka dapat mengetahui bagaimana untuk mendapatkan jarak tempuh yang paling efektif dari pelajaran apapun.

2.2 Karakteristik Pembeljaran Terpadu Model Nested
Menurut Trianto, karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk sebuah kegiatan awal. Seperti yang dicontohkan Fogarty (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir (thinking skill) dengan keterampilan sosial (social skill). Sedangkan untuk pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berfikir  (thinking skill) dan keterampilan mengorganisir (organizing skill) (2012: 45). Subketerampilan-subketerampilan yang dapat dipadukan melalui model nested dan dapat diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
Unsur-unsur keterampilan berfikir, keterampilan sosial dan keterampilan mengorganisir
Keterampilan
Berfikir Keterampilan
Sosial Keterampilan Mengorganisir
• Prediksi • Mendengar terfokus • Jaringan
• Penarikan kesimpulan • Mengklarifikasi • Diagram venn
• Hipotesis • Mengungkap kembali • Bagan arus
• Membandingkan/ mengontraskan • Mendorong • Lingkaran sebab-akibat

• Mengklasifikasi • Menerima ide • Bagan setuju/tidak setuju
• Menggeneralisasi • Menolak/menafikkan • Daftar
• Memprioritaskan • Mencari konsensus • Peta konsep
• Mengevaluasi • Meringkas • Kerangka
Dengan mengumpulkan (nesting) dan mengelompokkan (clustering) sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar, belajar siswa diperkaya dan ditingkatkan. Model Nested memberikan perhatian yang dibutuhkan untuk beberapa bidang pada waktu yang bersamaan, dan tidak membutuhkan beban waktu tambahan untuk bekerja dan merencanakan dengan guru yang lain.
Sedangkan menurut Depdikbud (1996:3) pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri - ciri, yaitu :
1. Holistik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijaksana di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak kepada kebermaknaan  dari materi yang dipelajari. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetauhuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang siswa bertindak sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.
Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

2.3 Kegunaan Pembelajaran Terpadu Model Nested
Model nested sangat tepat digunakan oleh guru yang sedang mecoba memasukkan keterampilan berfikir dan keterampilan bekerja sama kedalam isi pelajaran dalam konten – konten tertentu. Sehingga guru akan terus berusaha agar tataran belajar tepat, pemikiran dan tindakan pembelajaran akan tetap fokus dalam keterampilan berpikir dan keterampilan sosialakan meningkatkan pula pengalaman belajar secara keseluruhan. Sekarang keahlian khusus dalam 3 wilayah konsep dan sikap berintegrasi akan mudah dilalui dalam kegiatan terstruktur.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Nested
Pembelajaran terpadu model Nested mempunyai kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran terpadu model Nested:
2.4.1 Kelebihan Pembelajaran Terpadu Model Nested
a. Guru dapat memadukan beberapa ketrampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran.
b. Pembelajaran semakin berkembang dan diperkaya dengan menjaring dan   mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa.
c. Pembelajaran dapat mencakup banyak dimensi dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berfikir, keterampilan sosial dan ide lain yang ditemukan
d. Memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan kurikulum secara luas.

2.4.2 Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Nested
Model Nested ini muncul dari kealamiahannya. Dengan mengumpulkan dua, tiga, atau empat target belajar dalam satu latihan mungkin akan membingungkan siswa jika pengumpulan tersebut tidak dilakukan dengan hati- hati. Selain itu prioritas siswa terhadap suatu mata pelajaran menjadi kabur karena siswa diarahkan untuk melakukn beberapa tugas sekaligus.

2.5 Gambaran model tersarang (nested)
Isi sebuah pembelajaran di sekolah dasar terletak pada sistem peredaran darah target konsep” sistem” serta fakta-fakta dan pemahaman tentang sistem peredaran darah  pada khususnya. Namun, selain untuk target ini konseptual, guru juga menargetkan keterampilan berpikir sebab akibat. Sepanjang studi  sistem peredaran darah, siswa akan berfokus pada penyebab dan efek seperti mereka berkaitan dengan sistem peredran darah. Selain itu, keterampilan sosial seperti kerjasama mungkin bertitik fokus pada kelas belajar tentang kerja kelompok. Juga, desain alur bagan mungkin merupakan sebuah keterampilan organisasi yang telah di kembangkan selama unit ini. Jadi sebagai guru “ bersarang” bersama-sama untuk meningkatkan pengalamanbelajar.
Contohnya guru merancang kesatuan untuk fotosintesis secara bersamaan dengan menargetkan kesepakatan mencari sebagai social skill ( keterampilan sosial), sequencing ( mengurutkan) sebagai thinking skill (keterampilan berfikir), dan siklus hidup tanaman sebagai science content (isi ilmu).
2.6 Penerapan Model Pembelajaran Berbentuk Sarang Kumpulan (Nested)
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

Untuk itu, guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa. Sebagai guru, harus pandai dalam memilih topik yang pas dalam membimbing pembelajaran.

The Nested Model (Model Tersarang) model pembelajaran terpadu yang merupakan pengintegrasian kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswa dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content) yang meliputi keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).

Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek, kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur.

Contoh : pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis, berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan ketrampilan berbahasa.

Model pembelajaran terpadu tipe nested ini merupakan pembelajaran terpadu yang memakai pendekatan inter studi. Keterampilan-keterampilan yang ingin dilatihkan dalam satu bidang studi, dihubungkan dalam satu kegiatan pembelajaran. Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi, keterampilan berpikir, keterampilan mengorganisir, dan keterampilan social. Sebagai contoh: pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis, berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan ketrampilan berbahasa.

Kurikulum model tersarang masih bersifat terpisah antar mata plajaran tetapi setiap mata pelajaran mempunyai target yang bersifat keterampilan ganda(multiple skill). Pada satu mata pelajaran bisa memuat target keterampilan berpikir, sosial, ketrampilan penguasaan konsep standar, dan keterampilan mengorganisasi grafik atau diagram,
Model pembelajaran terpadu tipe nested atau bersarang adalah integrasi desain guna memperkaya segala hal yang digunakan oleh guru supaya terlihat lebih terampil. Mereka tahu bagaimana untuk mendapatkan jarak tempuh yang paling efektif dari pelajaran-pelajaran apapun. Tapi, dalam pendekatan nested untuk instruksi perencanaan diperlukan beberapa sasaran yang tepat untuk belajar siswa. Namun, integrasi nested mengambil keuntungan dari kombinasi alam sehingga tugas tersebut tampaknya cukup mudah.
Dengan mengetahui cakupan setiap mata pelajaran, maka guru dapat mencapai berbagai kecakapan. Misalnya: kecakapan di bidang sosial, kecakapan berpikir, dan kecakapan memahami isi pelajaran secara lebih spesifik. Suatu gagasan besar yang dikemukakan oleh guru-guru. Dimana mereka menemukan adanya ketimpangan yang sangat jauh antara suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya.
Di satu sisi ada mata pelajaran yang dapat menumbuhkan berbagai kecakapan berpikir dan berinteraksi, namun dalam mata pelajaran lainnya sangat miskin. Dengan model nested ini, melalui perencanaan yang matang dan cermat diharapkan tujuan belajar siswa dapat tercapai dengan mudah. Misalnya, suatu mata pelajaran dalam sistem kurikulum mempunyai tujuan untuk menjelaskan tentang konsep “sistem”. Maka konsep tersebut harus berorientasi pada dunia nyata, sehingga mudah dipahami oleh siswa bagian per bagian dalam konsepnya. Selanjutnya, guru dalam menyampaikan konsep tersebut harus memasukkan kecakapan berfikir baik dalam sebab maupun akibatnya. Sehingga siswa lebih menekankan pada sebab-sebab dan akibat-akibat sebagai tujuan belajar yang harus dicapai.
Kecakapan yang lain misalnya kecakapan sosial seperti kecakapan bekerja sama harus dimasukkan dan menjadi tekanan khusus selama bekerja sama dalam kerja kelompok di dalam kelas. Juga dalam hal pembuatan bagan, dapat dimasukkan suatu kecakapan mengorganisasi dalam pembelajaran di kelas. Dalam menjelaskan suatu materi pelajaran, diharapkan di dalam pikiran guru “bersarang” beberapa kecakapan yang dapat diterapkan dalam pembelajarannya, sehingga memperkaya kandungan isi materi pelajaran tersebut.
2.7 Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu model Nested
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
a.       Tahap Perencanaan
1)      Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.
Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal. Seperti contoh yang diberikan Fogary (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapt dipadukan keterampilan berpikir dengan keterampilan sosial. Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir.
2)      Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.
3)      Menentukan sub keterampilan yang dipadukan
Secara umum katerampilan-keterampilan yang harus dikuasai ada tiga, yaitu: (1) keterampilan berpikir, (2) keterampilan sosial, dan (3) keterampilan mengorganisasi.
4)      Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator)
Berdasarkan kompetensi dasar dan sub kterampilan yang telah dipilih dirumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan tujuan pembelajaran khusus (indicator) yang meliputi; audience, baehaviour, condition dan degree.
5)      Menentukan langkah-langkah pembelajaran
Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
b.      Tahap  Pelaksanaan
Dalam Depdiknas (1996:6), prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi :
1)      Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pelajar mandiri
2)      Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok
3)      Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.
Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah pembelajaran, menurut Muchlas (2002:7), tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topic dalam pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memahami model-model pebelajaran terpadu dengan baik.
c.       Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Depdiknas (1996:6) hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
1)      Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya
2)      Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
 Contoh model nested (tersarang) mata pelajaran sains-biologi









 Contoh model nested (tersarang) mata pelajaran sains fisika














 Contoh modelnsted (tersarang) mata pelajaran matematika


















BAB III
PENUTUP

1.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) adalah salah satu metode pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan kurikulum di dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanyadalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berfikir (thingking skill), keterampilan social (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).
Metode atau pembelajaran ini digunakan dalam satu mata pelajaran yang telah ditentukan terlebih dahulu. Namun pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang)mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap, yaitu tahap perencanaaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.
Dengan pembelajaran ini siswa dapat berfikir lebih kreatif, karena guru hanya sebagai fasilitator maka murid dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajarannya.









DAFTAR PUSTAKA
Forgaty R. 1991. The Mindful School: How to Integrate the Curricula. Palatine, Illinois: IRI / Skylight Publising. Inc.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu: dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

1 komentar: