MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN WEBBED
(JARING LABA-LABA)
Diajukan untuk mata kuliah Pembelajaran Terpadu
Nama:
PGDS / A3
Nila Adillah (148620600155)
Indras Faizjatul Amaliya (148620600156)
Yuni Dwi Nurcahyani (148620600185)
Dhita Miftahur Rosyidah (148620600271)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2016
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN WEBBED
(JARING LABA-LABA)
Diajukan untuk mata kuliah Pembelajaran Terpadu
Nama:
PGDS / A3
Nila Adillah (148620600155)
Indras Faizjatul Amaliya (148620600156)
Yuni Dwi Nurcahyani (148620600185)
Dhita Miftahur Rosyidah (148620600271)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah pembelajaran Terpadu ini dengan baik dan tepat waktu.
Melalui makalah ini, maka kami dapat mengaplikasikan model pembelajaran webbed ( jaring laba-laba) agar peserta didik lebih faham dengan pembelajaran pada saat proses belajar mengajar belangsung.
Tak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah pembelajaran terpadu ini. Dan ucapan trimakasih kami ucapkan kepada:
1. Allah SWT atas memberikan kesehatan baik jasmani maupun rohani bagi kita semua. Dan Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi teladan bagi kita semua.
2. Bapak Mahfuld Efendi MPd selaku dosen pengampuh mata pelajaran pembelajaran terpadu.
3. Semua rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Kami telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan makalah ini. Namun, tidak menutup kemungkinan makalah yang kami susun ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu kami mohon kritik dan saran untuk menyusun makalah pembelajaran terpadu ini yang lebih sempurna dikemudian hari. Dan harapan kami mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Waalaikumssalam Wr. Wb.
Sidoarjo,14 Mei 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I
A. LatarBelakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II
A. Pengertian Model Webbed 2
B. Karakteristik Model Webbed 3
C. Manfaat Model Webbed 3
D. Tahapan Perencanaan Model Webbed 3
E. Peran Guru dalam Pembelajaran Model Webbed 4
F. Kelebihan dan Kekurangan Model Webbed 7
BAB III
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA IX
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa.
Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antarmata pelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model webbed?
2. Apa saja Karakteristik Model Webbed?
3. Apa saja Manfaat Model Webbed?
4. Bagaimana Tahapan Perencanaan Model Webbed?
5. Bagaimana Peran Guru dalam Pembelajaran Model Webbed?
6. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Model Webbed?
C. Tujuan
Tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas makalah mata Pelajaran Pembelajaran Terpadu. Selain itu juga untuk menambah ilmu serta wawasan mengenai model-model pembelajaran webbed atau jaring laba-laba, manfaat, kelebihan dan kelemahan model webbed.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MODEL WEBBED
Model Webbed (Model Jaring Laba-laba) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi dengan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memerhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktifitas belajar yang harus dilakukan siswa. Jadi model webbed atau jaring laba- laba terimplementasi melalui pendekatan Tematik sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang cenderung dapat disampailan melalui beberapa bidang study lain. Dalam hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran maupun lintas mata pelajaran.
Model ini disebut juga model spider web, yang artinya jaring laba- laba. Strategi pembelajaran terpadu dilakukan dengan jalan mamadukan berbagai bidang pengembangan anak ke dalam satu kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan dasar sains. Tujuannya ialah mengembangkan dasar sains dengan menggunakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, bahasa, psikologi, dan keterampilan gerak motorik. Diharapkan siswa dapat berkembang dalam kegiatan kognitif seperti : pengamatan, penyelidikan, pengklasifikasian, sebagai hasil eksplorasi dan inkuiri. Keterampilankoordinasi motorik yang berkaitan dengan kemampuan dasar sains dan kosakata bertambah melalui temuan yang diperoleh selama kegiatan berlangsung. Artinya, kemampuan psikososial secara tidak Langsung juga meningkat.
B. KARAKTERISTIK MODEL WEBBED
Berpusat pada siswa Pendekatan ini lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu dengan memberikan kemudahan- kemudahan kepada siswa untuk melakuakan aktivitas belajar. Memberi pengalaman langsung Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini deperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari. Bersifat Fleksibel Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata pelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah dimana meraka berada. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.
C. MANFAAT MODEL WEBBED
1. Pengajaran terpadu model webbed merupakan wahana ideal untuk mengangkat realita sehari-hari sebagai tema pembelajaran.
2. Mengangkat realita sehari-hari dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Pengajaran akan lebih bermakna kalau dimulai dari realita sehari-hari sebagai pengalaman siswa.
D. TAHAP PEMBELAJARAN MODEL WEBBED
1. Tahap Perencanaan
a. Penetapan tujuan pembelajaran.
b. Penetapan bahan dan alat bantu yang digunakan pada proses belajar mengajar.
c. Penetapan metode
2. Tahap Pelaksanaan
a. Guru mengamati alat bantu atau objek tertentu dan melakukan pembahasan materi.
b. Tindak lanjuti proses identifikasi sub-sub tema.
c. Visualisasi / penggambaran tema dan sub-sub tema yang akan dibahas.
d. Kegiatan pengamatan lebih lanjut (lebih cermat) atas alat bantu objek.
e. Penugasan (pembagian kelompok dan pengorganisasian tugas)
f. Penjelasan, atau diskusi.
3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasi proses keterlibatan dalam pengamatan dan diskusi
b. Evaluasi hasil mutu laporan.
E. PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN MODEL WEBBED
Untuk membuat suatu keputusan yang tepat dalam mengembangkan pembelajaran terpadu model webbed, seorang guru harus bertanggung jawab dalam beberapa hal antara lain sebagai berikut :
a. Mengkondisikan anak untuk menyukai, merasa gembira dan merasa senang belajar disekolah. Dan guru diharapkan mampu menciptakan situasi yang memungkinkan anak terhindar dari rasa stress, perasaan bimbang, khawatir dan perasaan mencekam, karena hal ini merupakan hal yang sangat penting dalam kemajuan belajar.
b. Mengembangkan berbagai cara dan metode yang bervariasi dan menarik dalam proses pembelajaran secara terpadu, seperti : ceramah, bercerita, memimpin diskusi, menengahi konflik dan lain sebagainya.
c. Menjembatani kesenjangan antara kehidupan sekolah dengan kehidupan anak dalam proses pembelajaran
d. Mengopservasi gaya belajar anak, kebutuhannya, dan menaruh perhatian atas tuntunan individual anak.
Selain pengetahuan dan tanggung jawab guru di atas, ada beberapa sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugas secara frofesional yang mendukung diterapkannyapenerapan pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut :
a. Fleksibel
Dalam menyatakan dan menyampaikan pembelajaran seorang guru harus fleksibel, artinya tidak kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tahap perkembangan, kemampuan dan sifat-sifat siswanya. Guru harus bias bertindak bijaksana, yaitu menggunakan cara atau pendekatan yang tepat terhadap orang yang tepat dalam situasi yang tepat.
b. Bersikap terbuka
Guru hendaknya memiliki sifat terbuka, baik untuk menjawab pertanyaan siswa, untuk dimintai bantuan, juga untuk mengkoreksi guru. Sebab ada kalanya kelemahan dan kesulitan yang dihadapi siswa disebabkan oleh kelemahan dan kesalahan yang ada pada guru, jadi untuk mengatasi kelemahan dan kesulitan siswa guru hendaklah terlebih harus dimulai pada perbaikan diri guru. Dan hal ini menuntut keterbukaan pada pihak guru.
c. Berdiri sendiri
Secara intektual guru harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengajar, juga mampu memberikan pertimbangan-pertimbangan rasional dalam mengambil suatu keputusan atau pemecahan masalah. Guru dapat menjalin hubungan social yang wajar baik dengan siswa, sesame guru, orang tua maupun lingkungan sekitar sekolah. Berdiri sendiri secara emosional berarti guru telah dapat mengendalikan emosinya serta ampu menyatakan emosi pada waktu yang tepat.
d. Peka
Seorang guru harus peka atau sensitive terhadap penampilan para siswanya. Peka atau sensitive berarti cepat mengerti, menilai atau melihat dengan perasaan apa yang diperlihatkan oleh siswa, baik itu dari ekspresi wajah, nada suara, gerak gerik dan sebagainya.
e. Tekun
Pekerjaan sebagai guru memerlukan ketekunan, baik itu dalam mempersiapkan, melamsanakan, menilai maupun menyempurnakan pembelajaran. Disekolah guru tidak hanya berhadapan dengan anak-anak yang pandai dan juga anak-anak yang kurang pandai. Mereka membutuhkan bantuan sedikit demi sedikit, dan penuh ketekunan dan kesabaran.
f. Realistik
Seorang guru hendaknya bisa berfikir dan perpandangan realistic, artinya dapat melihat kenyataan, atau melihat apa adanya. Setiap guru pasti berharap siswanya pandai, rajin, jujur dan berperilaku baik, tapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Oleh karena itu guru hendaknya dapat memahami situasi yang demikian, dapat menerimanya dan terus berupaya untuk memperbaikinya.
g. Melihat ke depan
Tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan dimasa mendatang. Karena tugas demikian, maka ia harus selalu melihat kedepan, kehidupan yang akan di alami para siswanya kelak. Maka ia harus memberikan sesuatu agar siswanya mampu menghadapi tantangan dimasa mendatang.
h. Rasa ingin tahu
Guru berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan kepada para siswanya. Agar ilmu yang disampaikan sesuai dengan perkembangan zaman, maka guru dituntut untuk selalu belajar, mencari dan menemukan hal-hal yang baru. Untuk itu seorang guru perlu memiliki rasa ingin tahu yang besar, bukan hanya untuk kemajuan dirinya, tapi juga untuk kemajuan siswanya.
i. Ekspresif
Mengajar merupakan tugas yang tidak ringan, menuntut semangat dan suasana yang menyenagkan. Dan salah satu faktor penting dalam suasana kelas yaitu penampilan seorang guru.
j. Menerima Diri
Manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dan kekurangan, dan sebagai seorang guru ia harus memahami semua kelebihan dan kekurangan tersebut. Menerima dan selalu berusaha untuk memperbaiki kelemahannya dan mengembangkan kelebihan-kelebihan dirinya.
F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODELL WEBBED
Kelebihan dari model jaring laba-laba ( webbed ), antara lain:
a. Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar.
b. Lebih mudah dilakukan oleh guru yang bbelum berpengalaman.
c. Memudahkan perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema kesemua bidang isi pelajaran.
d. Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa.
e. Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam kegiatan- kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.
Kekurangan Model Webbed
a. Sulit dalam menyeleksi atau memilih tema.
b. Cenderung untuk merumuskan tema yang dalam sehingga hal ini hanya berguna secara artifisial dalam perencanaan kurikulum, sehingga kurang bermanfaat bagi siswa.
c. Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada pengembangan konsep.
d. Memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model webbed (Model Jaring Laba-laba) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Model ini disebut juga model spider web, yang artinya jaring laba-laba. Pembelajaran terpadu dilakukan dengan jalan mamadukan berbagai bidang pengembangan anak ke dalam satu kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan dasar sains. Tujuannya ialah mengembangkan dasar sains dengan menggunakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, bahasa, psikologi, dan keterampilan gerak motorik.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, baik dari isi pembahasan maupun sistematis penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga penulisan makalah ini dapat mencapai kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://duwaghewow. Model_Pembelajaran_Webbed. blogspot.com
http://rbaryans.wordpress.com/2014/04/19/ mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/
Siskandar. 2003. Kegiatan belajar mengajar yang efekif. Jakarta : Dekdiknas
Selasa, 24 Mei 2016
Model Webbed
Selasa, 10 Mei 2016
Model Shared
MAKALAH
Pembelajaran Terpadu
The Shared Model
Disusun oleh :
Eka Febrilia Yuanda 148620600167
Winda Nur Fahmi 148620600170
Anita Amalia 148620600175
Desi Putriani 148620600275
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan-Nya makalah pembelajaran terpadu tentang The Shared Model dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah pembelajaran terpadu agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pembelajaran tipe The Shared Model.
Dengan terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan banyak masukan pada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah pembelajaran terpadu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Sidoarjo, Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian the shared model..................................................................... 3
B. Kelebihan model Shared.......................................................................... 4
C. Kekurangan model Shared....................................................................... 4
D. Kegunaan model Shared........................................................................... 4
E. Penerapa pembelajaran model Shared...................................................... 5
F. Pengembangan pembelajaran model Shared............................................ 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi peserta SD, belajar akan lebih bermakna jika yang mereka pelajari berkaitan dengan pengalaman hidup sehari-hari sehingga mereka dapat memendang suatu objek yang ada dilingkungan mereka secara utuh. Proses belajar mengajar dalam berbagai mata pelajaran melalui pendekatan, salah satunya adalah pendekatan kurikulum terpadu dimana materi dipadukan menjadi materi utuh kemudian akan diberikan kepada siswa.
Materi yang dipadukan diharapkan dapat dicapai dengan baik, karena masing-masing mata pelajaran berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya keterkaitan antara mata pelajaran yang terasa kurang menarik dan kurang bermakna bagi siswa. Untuk menarik minat, girah dan kreativitas siswa dalam materi pelajaran lainnya hendaknya dilaksanakan melalui proses pembelajaran terpadu diantaranya melelui model berbagi (shared).
Model pembelajaran shared atau model berbagi merupakan model belajar mengajar yang didasarkan pada gabungan pemikiran yang muncul dari beberapa disiplin ilmu. Proses belajar mengajar dalam mata pelajaran yang akan dipadukan melelui banyak cara dan metode, salah satunya adalah metode pembelajaran terpadu model shared. Dengan adanya pembelajaram model shared siswa lebih aktif, kreatif dan materi yang disampaikan lebih bermakna.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian The Shared Model?
2. Apa saja kelebihan model shared?
3. Apa saja kekurangan model shared?
4. Apa kegunaan model shared?
5. Bagaimana penerapan pembelajaran model shared?
6. Bagaimana pengembangan pembelajaran model shared?
C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui pengertian The model Shared
2. untuk mengetahui kelebihan model shared
3. untuk mengetahui kekurangan model shared
4. untuk mengetahui kegunaan model shared
5. untuk mengetahui Penerapan pembelajaran model shared
6. untuk mengetahui Pengembangan pembelajaran model shared
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian The Shared Model
Model pembelajaran terpadu tipe shared didasarkan pada ide-ide pembagian yang berasal dari dalam ilmu tersebut. Untuk menggunakan model pembelajaran terpadu tipe shared dari gabungan kurikulum, guru perlu mempelajari dua ilmu berdasarkan hubungan konsep, sikap dan ketrampilan yang sama. (Fogarty, 1991: 44-46).
Model pembelajaran terpadu tipe shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya tumpang tindih ide-ide atau konsep dua mata pelajaran atau lebih. Pembelajaran ini ditempuh didasarkan pada kenyataan bahwa banyak dijumpai terdapatnya suatu kemampuan yang pencapaiannya harus diwujudkan melalui dua atau lebih mata pelajaran.
The Shared Model (Model Terbagi) yaitu suatu model pembelajaran terpadu dimana pengembangan disiplin ilmu yang memayungi kurikulum silang. Butir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PKn misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam Tata Negara, PSPB, dan sebagainya.
Pembelajaran model terbagi (shared) adalah suatu pendekatan belajar mengajar yang menggabungkan dua atau lebih mata pelajaran yang melihat konsep, sikap dan ketrampilan yang sama. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema, sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Model ini berbeda dengan model sarang, dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek konsep, keterampilan dan sikap menjadi kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model sarang, sebuah tema hanya memayungi satu pelajaran saja.
B. Kelebihan Model Shared
kemudahan dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju secara penuh menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu.
dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpah tindih akan memungkinkan mempelajari konsep lebih dalam .
lebih mudah untuk menjadwalkan periode perencanaan bagi sebuah tim yang terdiri dari dua guru dari pada menyulap jadwal untuk tim yang terdiri dari empat orang guru.
dua orang guru dapat menggabungkan jam pelajarannya bersama-sama untuk menciptakan hambatan waktu yang lebih besar.
Terdapat pengalaman-pengalaman instruksional bersama; dengan dua orang guru di dalam satu tim, akan lebih mudah untuk berkolaborasi.
C. Kekurangan model shared
hambatan waktu yang diperlukan untuk mengembangkan model ini
fleksibilitas dan kompromi berperan penting dalam keberhasilan implementasi model ini
memerlukan kepercayaan dalam kerjasama tim secara bersamaan
model integrasi antar dua disiplin ilmu memerlukan komitmen pasangan untuk bekerja sama dalam fase awal
untuk menemukan konsep kurikulum yang tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan percakapan yang mendalam
Membutuhkan waktu, kelenturan, komitmen, dan kompromi.
D. Kegunaan model shared
Model ini cocok ketika berbagai bidang studi dikelompokkan dalam kelompok besar seperti ilmu sastra/seni praktis. Model ini juga memfasilitasi langkah awal implementasi menuju kurikulum terpadu. Model ini merupakan model yang aktif untuk menggunakan dua disiplin sebagai tahap intermediate menuju tim dengan empat disiplin yang jauh lebih rumit dan komplek.
E. Penerapan pembelajaran model shared
Pembelajaran terpadu model berbagi (shared) dapat diterapkan pada tingkat SD sebagai alternative pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena peran guru di tingkat SD merupakan guru kelas, yang dapat mengatur sendiri cara menyajikan beberapa pelajaran disesuaikan dengan keterbatasan alat pelajaran, waktu, bahan ajar dan kondisi minta dan kemampuan sisiwa. Guru dapat memilih mata pelajaran yang memiliki tema yang sesuai dan dapat dipadukan. Tidak semua mata pelajaran dapat dipadukan, karena guru kelas harus melakukan perencanaan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran model berbagi.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu bertolak pada topic tertentu yang dikembangkan oleh guru dan siswa, yang dilengkapi dengan alat peraga dan lembar kerja siswa (LKS). Sedangkan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam pembelajaran terpadu model berbagi ini berorientasi pada siswa dengan variasi sehingga kegiatan terpadu model shared mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang mentujukan pada pemahaman dan pengembangan konsep, sikap, dan ketrampilan agar lebih bermakna dalam kegiatan evaluasi digunakan lingkungan sebagai sumber belajar.
F. Pengembangan pembelajaran model shared
1. Proses pengembangan pembelajaran terpadu model shred meliputi :
a. Menganalisis GBPP dari setiap mata pelajaran yang akan dipadukan misalnya IPS dengan Matematika, IPS dengan IPA atau IPS dan Bahasa Indonesia.
b. Menentukan konsep, ketrampilan dan sikap terhadap mata pelajaran yang dipilih.
c. Mengalokasikan waktu dengan benar sesuai dengan konsep yang akan disampaikan.
d. Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak dengan menggunakan lingkungan sehingga segala sesuatu yang terjadi di masyarakat yang akhirnya pembelajaran terpadu bermanfaat bagi kehidupan siswa sehari-hari.
2. Dalam pengembangan pembelajaran terpadu model shared perlu memperhatikan mengenai :
a. Urutan penyajian sehingga mudah memahami konsep
b. Kegiatan hendaknya menarik perhatian siswa
c. Suasana belajar menyenangkan
d. Menggunakan alat bantu/alat peraga
e. Setiap kali kegiatan siswa dilatih membuat laporan lisan maupun tulisan
f. Hasil diskusi dilaporkan secara bergantian sehingga siswa memiliki rasa tanggung jawab akan tugas yang diberikan
3. Dalam mengembangkan pembelajaran model shared evaluasi dilakukan melalui :
a. Tugas kelompok maupun individu
b. Penilaian dilakukan pada proses pembelajaran langsung
c. Penilaian produk atau hasil karya siswa dapat dilakukan tes formatif dan sumatif
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model shared merupakan suatu model pembelajaran terpadu dimana dalam prosesnya menggunakan dua mata pelajaran atau lebih yang sejenis digabungkan menjadi satu misalnya : Matematika dan IPA dipasangkan dalam mata pelajaran sains. Oleh karena itu guru dapat lebih mudah menjadwalkan periode perencanaan umum untuk membentuk tim yang terdiri dari dua orang guru dari pada penjadwalan untuk tim dengan empat orang guru. Tetapi model ini memerlukan waktu yang cukup lama dalam perencanaannya karena dibutuhkan kompromi dan kerja sama dalam tim. Model ini cocok di terapkan untuk semua tingkatan pembelajaran (SD,SMP.SMA maupun perguruan tinggi). Model ini merupakan langkah awal untuk model integrated.
B. Saran
Kepada guru SD disarankan untuk menerapkan pendekatan terpadu model shared dalam pembelajaran selanjutnya, dengan harapan kualitas pembelajaran di SD lebih meningkat.
Kepada pengembang kurikulum, disaramkan untik meninjau kembali terhadap rambu-rambu pelaksanaan kurikulum, sehingga memudahkan bagi guru dalam mengembangkan pembelajaran terpadu.
Kepada pengelola program S1 PGSD disarankan agar mata kuliah pembelajaran terpadu tidak hanya bersifat teoritis, tetapi lebih bersifat praktis. Dimana mahasiswa( guru, calon guru) tidak hanya mengetahui pembelajaran melelui teori yang didapat dari para dosen, akan tetapi juga melatihnya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : Kurniawan, Deni .(2014). Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan Penilaian). Bandung: Alfabeta.
http://linanurley.blogspot.co.id/2015/05/model-pembelajaran-shared.html
http://kiosguru.blogspot.com/2011/07/model-modelshared.html
http://.id.abstrak.digilib.upi.edu/...ILMU.../T_IPS_029317_Chapter3.pdf
http://.id.repository.upi.edu/operator/upload/t_ips_0704920_chapter5.pdf
http://.idabstrak.digilib.upi.edu/...ILMU.../T_IPS_029317_Chapter1.pdf
http://id.abstrak.digilib.upi.edu/...ILMU.../T_IPS_029317_Chapter2.pdf
http://id.dukasi.kompasiana.com/2010/.../model-model-pembelajaran-terpadu
http://secondfatihasurya.blogspot.co.id/2013/04/model-pembelajaran-tipe-shared.html
Selasa, 03 Mei 2016
Model Sequenced
PEMBELAJARAN TERPADU
Tentang
MODEL PEMBELAJARAN TERURUT
Disusun Oleh :
1.WINDY VIARISKA K(148620600149)
2.M. ILHAM HARMANTO(148620600163)
3.SAFIRAH ISLAMIYAH(148620600191)
4.SITI KHALIMATUS S.(148620600274)
5.BINTI FARIDA ROCHMAH(148620600291)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2016
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Terurut
Dalam buku “How To Integrate The Curricula” karya Robin Fogarty, The Sequenced Model (Model Terurut) di ibaratkan seperti kacamata, maksudnya melihat kurikulum menggunakan kaca-mata, lensa terbagi dalam dua bagian, namun terhubung oleh sebuah bingkai atau frame. Topik atau mata pelajaran terpisah, namun dapat dihubungkan dengan sebuah bingkai konsep yang menaungi topik atau mata pelajaran tersebut.
The Sequenced Model (Model Terurut) adalah beberapa topik dari suatu mata pelajaran diorganisasikan kembali dan diurutkan agar dapat bertepatan atau serupa. Demikian pula dalam pengajaran, guru mata pelajaran mengajar pada pelajaran yang berbeda secara berurutan. Pembelajaran terpadu model sequenced (terurut) ini materi pelajarannya dipadukan dengan antardisiplin ilmu yang berbeda.Dengan pembelajaran terpadu model urutan (sequenced) guru bidang studi dapat menyusun kembali urutan dari topik mereka sehingga kedua mata pelajaran itu dapat dipikirkan secara paralel, dimana urutan topik harus harus disusun terlebih dahulu. Topik pembelajaran yang ada dapat dipilih dan diurutkan mana yang harus didahulukan dari topik yang lainnya. Intinya salah satu topik membawa yang lain dan sebaliknya (Fogarty 1991 : 34).
Hamalik (2008:48), menyatakan bahwa Sequenced Model adalah susunan atau urutan pengelompokan kegiatan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan kurikulum dengan lebih mengacu pada ”kapan” dan ”di mana” pokok-pokok bahasan tersebut ditempatkan dan dilaksanakan.
John Adams pernah berkata “The textbook is not moral contract that teachers are obliged to teach – teachers are obliged to teach childrens”. Kurang lebih artinya ialah ”buku teks tersebut bukan kontrak moral yang guru berkewajiban untuk mengajar melainkan guru wajib untuk mengajar anak-anak. Maksudnya ialah dalam menyampaikan pelajaran, seorang guru tidak harus terurut seperti yang ada dibuku, tetapi guru dapat menyusun ulang sehingga murid akan lebih memahami karena bersinggungan dengan pelajaran yang lain diwaktu yang bersamaan. Namun sayangnya, guru lebih senang untuk mengikuti pola dan atau tata letak teks yang telah ada di buku, mulai dari halaman pertama hingga halaman terakhir tanpa mau menyusun ulang. Meskipun pada suatu kasus atau pelajaran tertentu, mengikuti alur pada buku akan lebih baik, namun pada kasus yang lain bisa jadi itu kurang baik, sehingga guru harus kreatif untuk menyusun ulang.
Donald E. Orlosky dan B. Othanel Smith (Oliva, 1992) mengemukakan bahwa terdapat tiga konsep sequence yaitu menurut kebutuhan, makro, dan mikro. Dalam proses sequence, pengembang kurikulum harus bisa memperhatikan tingkat kedewasaan, latar belakang pengalaman, tingkat kematangan dan ketertarikan atau minat siswa, serta tingkat kegunaan dan kesukaran materi pelajaran
B. Ciri – Ciri Model Terurut
Berikut ciri-ciri dari model terurut :
1. Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah mendapatkan pemahaman konsep yang sama walaupun dalam mata pelajaran yang berbeda.
2. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran
3. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan isi konsep-konsep yang sama, yang akan diajarkan pada siswa
C. Kelebihan Model Terurut
Menurut Fogarty (1991; 35) manfaat dari model urutan adalah guru dapat menyusun kembali rangkaian topik, bab dan unit dengan menentukan skala prioritas mata pelajaran yang ada pada kurikulum atau tidak sekedar mengikuti urutan yang telah dijabarkan di dalam kurikulum. Dalam hal ini guru dapat membuat keputusan yang penting dalam materi.
Dari sudut pandang siswa dengan pertimbangan urutan topik dari disiplin ilmu yang terkait dapat membantu mereka untuk memahami mata pelajaran yang telah diajarkan. Contohnya guru bahasa inggris mengajarkan periode sejarah novel tertentu, sementara guru sejarah juga mengajarkan periode sejarah yang sama. Dalam dua disiplin ilmu tersebut, memudahkan siswa menerima materi yang dijelaskan oleh guru, memberikan penguatan terhadap materi yang disamapaikan dan pembelajaran lebih bermakna.
Adapun kelebihan model sequencedseperti yang telah diuraikan diatas, dapat kita simpulkan sebagai berikut :
1. Beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara bersamaan terparallel sehingga akan terjadi persinggungan isi materi.
2. Guru dapat membuat prioritas kurikuler, tidak sekedar mengikuti urutan dibuku.
3. Membantu siswa mempermudah pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
4. Menambah kreatif guru untuk menganalisis urutan suatu pokok bahasan.
5. Mempererat hubungan antarguru mata pelajaran yang berbeda.
6. Aktivitas pada satu pelajaran akan meningkatkan pelajaran yang lainnya.
D. Kekurangan Model Terurut
Selain mempunyai kelebihan, model sequenced juga mempunyai kekurangan. Beberapa kekurangan model sequenced antara lain sebagai berikut :
1. Dibutuhkannya kompromi dari beberapa guru mata pelajaran yang berbeda untuk membentuk model. Tidak mudah tentunya, mengkolaborasikan urutan pokok bahasan dari masing – masing guru. Terlebih lagi waktu yang diberikan pada setiap mata pelajaran tidaklah sama. Dengan demikian, setiap pokok bahasan pada pelajaran yang berbeda, tidak akan selesai pada waktu yang relative bersamaan.
2. Guru-guru harus memiliki otonomi dalam membuatu rutan kurikulum. Otonomi adalah kewenangan atau kemandirian, yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Selama ini, kurikulum telah dibuat pada tingkat sekolah, dan tidak pada tingkat pengajar. Meskipun setiap guru diberi hak otonomi untuk menyusun urutan kurikulum, belum tentu mereka dapat membuatnya dengan professional dan kreatif.
3. Untuk membuat urutan sesuai dengan apa yang terjadi terakhir membutuhkan kolaborasi dan fleksibilitas dari semua orang yang terlibat. Tentu ini tidaklah mudah.
4. guru harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran kerja sama dengan guru bidang studi yang lain yang ada hubungannya dengan sub materi yang akan diajarkan kemudian harus memilih tema yang tepat dengan kedua sub materi yang tersebut.
5. Dalam model urutan (sequenced) memerlukan kolaborasi dan fleksibilitas semua kalangan. Ini tidak semudah yang kita dengar karena ketepatan waktu, guru yang mengajar dan sub materi harus dengan sesuaikan dengan kondisi yang ada. Sehingga dalam aplikasinya model pembelajaran urutan ini lebih jarang digunakan.
E. Penggunaan Model Terurut
Model sequenced ini berguna pada tahap awal proses integrasi yang mengunakan dua bidang disiplin yang mudah dikaitkan dengan yang lainnya, guru harus bekerja dengan seorang partner, mulai membuat daftar isi kurikuler secara terpisah, kemudian tim ini mencoba untuk mengurutkan isi yang terpisah tersebut sehingga keduanya dapat cocok. Mereka mencoba menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya (mata pelajaran). Jadi dapat disimpulkan bahwa model Sequenced ini dapat digunakan saat terdapat konsep – konsep yang sama pada mata pelajaran yang berbeda.
Implementasi di SD-SD, maka guru dapat melakukan langkah-langkah:
1. Menganalisa isi kurikulum
2. Memilih dua mata pelajaran yang sejenis
3. Mengurutkan kembali urutan perubahan masing-masing dengan periode waktu yang sejajar