Model Pembelajaran Connected (Terhubung)
Diajukan Untuk Mata Kuliah :
Pembelajaran Terpadu
Dosen Pengampuh :
Machful Indra, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Khikmah Rakhmaniah (148620600158)
2. Yusnia wulandari (148620600162)
3. Wahyuni Putra Nurdiana (148620600177)
4. Alif Putri Hidayah (148620600186)
5. Ahmad Fathurrozi (148620600187)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN
2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa. Sebagai guru, harus pandai dalam memilih topic yang pas dalam membimbing pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan model pembelajaran terhubung ?
2. Bagaimana penggunaan model pembelajaran terhubung?
3. Apa langkah- langkah perencanaan pembelajaran model terhubung ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan perencanaan pembelajaran model terhubung ?
5. Bagaimana implementasi pembelajaran terpadu model terhubung dalam proses belajar mengajar ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran terhubung
2. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran terhubung
3. Untuk mengetahui langkah- langkah perencanaan pembelajaran model terhubung
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan perencanaan pembelajaran model terhubung
5. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran terpadu model terhubung dalam proses belajar mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Terpadu Model Connected (Terhubung)
Pengertian pembelajaran terpadu model connected merupakan model pembelajaran yang menunjukkan keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Model Connected (keterhubungan) dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukkan pemahaman, ketrampilan dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing model pembelajaran tersebut, maka model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model terhubung (the connected model), karena model terhubung ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Selain itu, Model terhubung ini juga secara nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya. Pemanfaatan penerapan model terhubung (connected) ini sangat relevan dengan konsep Cahaya (dalam fisika) dan konsep Sistem Indera pada manusia (dalam biologi), agar dapat terwujud pemampatan/ pengurangan waktu dalam pembelajaran pada konsep-konsep tersebut (Reduce Instructional Time). Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target kurikulum.
B. Penggunaan Model Pembelajaran Connected (Terhubung)
Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.
C. Langkah- langkah perencanaan pembelajaran terpadu model connected antara lain:
1) Guru menentukan tema-tema yang dapat dihubungkan yang terdapat dalam silabus.
2) Tema- tema yang telah ditentukan diorganisasikan pada tema induk.
3) Guru menjelaskan materi pembelajaran yang terdiri dari beberapa tema.
4) Guru memberikan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang telah diajarkan.
5) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
6) Tiap-tiap kelompok diperintahkan untuk mengerjakan tugas yang telah disiapkan oleh guru.
7) Guru memberikan kesimpulan, penegasan, dan mengadakan evaluasi.
8) Guru memberikan tugas portofolio kepada peserta didik untuk dijadikan pekerjaan rumah.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 – 14) sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan :
Menentukan tujuan pembelajaran umum
Menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa.
(materi prasyarat)
Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
Menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
Pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok
Kegiatan proses
Kegiatan pencatatan data
Diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
Evaluasi proses , berupa :
- Ketepatan hasil pengamatan
- Ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
- Ketepatan siswa saat menganalisis data
Evaluasi produk :
- Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
Evaluasi psikomotor :
- Kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.
D. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Terhubung (Connected)
Kelebihan :
1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan;
2. Kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator.
3. Siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus;
4. Siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Kekurangan:
1. Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
2. Model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri;
3. Bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.
E. Implementasi Pembelajaran Terpadu Model Terhubung Dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar, model terhubung digunakan untuk menghubungkan beberapa materi atau kompetensi tertentu yang memiliki karakteristik yang saling terkait dengan tetap berpedoman pasa standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun cara menghubungkan materi-materi yang saling terkait tersebut ialah dengan membuat “jembatan pengetahuan”. Jembatan pengetahuan dapat berupa wacana, berita, diskusi, alat peraga dan lain-lain yang dianggap mampu mengantarkan pemahaman siswa dari materi satu ke materi brikutnya. Materi-materi yang tidak memiliki keterkaitan tidak bisa dipaksakan untuk dihubungkan. Jika dipaksakan, dimungkinkan siswa akan semakin bingung dalam merekonstruksi pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Model terhubung digunakan untuk mengkaitkan beberapa bagian materi menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling terkait sehingga siswa mampu menyerap informasi secara utuh dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa untuk melahirkan pengetahuan-pengetahuan baru sesuai dengan kemampuannya. Dalam metode connected, fokus pembelajaran berpusat pada siswa sebagai pelaku utama pembelajaran. Dalam hal ini, guru bersama-sama siswa merencanakan, membuat, dan melaksanakan pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan dengan tetap mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan pembelajaran terpadu menggunakan metode connected, diharapkan pemikiran siswa akan berkembang tanpa dibatasi oleh materi-materi dan tuntutan pembelajaran yang justru akan membingungkan siswa.
B. SARAN
Dari makalah ini, diharapkan setiap Guru mampu mengemban tugasnya dengan sangat baik. Melihat adanya model pembelajaran terhubung (connected) yang dapat digunakan secara maksimal untuk melaksanakan proses kegiatan pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/pembelajaran-terpadu-tipe-connected/comment-page-1/
Amti, Erman dan Marjohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
http://aishipopeyeolive.blogspot.co.id/2012/05/kelompok-2-pembelajaran-terpadu.html
Selasa, 29 Maret 2016
Model Connected
Model Connected
Model Pembelajaran Connected (Terhubung)
Diajukan Untuk Mata Kuliah :
Pembelajaran Terpadu
Dosen Pengampuh :
Machful Indra, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Khikmah Rakhmaniah (148620600158)
2. Yusnia wulandari (148620600162)
3. Wahyuni Putra Nurdiana (148620600177)
4. Alif Putri Hidayah (148620600186)
5. Ahmad Fathurrozi (148620600187)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN
2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa. Sebagai guru, harus pandai dalam memilih topic yang pas dalam membimbing pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan model pembelajaran terhubung ?
2. Bagaimana penggunaan model pembelajaran terhubung?
3. Apa langkah- langkah perencanaan pembelajaran model terhubung ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan perencanaan pembelajaran model terhubung ?
5. Bagaimana implementasi pembelajaran terpadu model terhubung dalam proses belajar mengajar ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran terhubung
2. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran terhubung
3. Untuk mengetahui langkah- langkah perencanaan pembelajaran model terhubung
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan perencanaan pembelajaran model terhubung
5. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran terpadu model terhubung dalam proses belajar mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Terpadu Model Connected (Terhubung)
Pengertian pembelajaran terpadu model connected merupakan model pembelajaran yang menunjukkan keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Model Connected (keterhubungan) dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukkan pemahaman, ketrampilan dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing model pembelajaran tersebut, maka model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model terhubung (the connected model), karena model terhubung ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Selain itu, Model terhubung ini juga secara nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya. Pemanfaatan penerapan model terhubung (connected) ini sangat relevan dengan konsep Cahaya (dalam fisika) dan konsep Sistem Indera pada manusia (dalam biologi), agar dapat terwujud pemampatan/ pengurangan waktu dalam pembelajaran pada konsep-konsep tersebut (Reduce Instructional Time). Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target kurikulum.
B. Penggunaan Model Pembelajaran Connected (Terhubung)
Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.
C. Langkah- langkah perencanaan pembelajaran terpadu model connected antara lain:
1) Guru menentukan tema-tema yang dapat dihubungkan yang terdapat dalam silabus.
2) Tema- tema yang telah ditentukan diorganisasikan pada tema induk.
3) Guru menjelaskan materi pembelajaran yang terdiri dari beberapa tema.
4) Guru memberikan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang telah diajarkan.
5) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
6) Tiap-tiap kelompok diperintahkan untuk mengerjakan tugas yang telah disiapkan oleh guru.
7) Guru memberikan kesimpulan, penegasan, dan mengadakan evaluasi.
8) Guru memberikan tugas portofolio kepada peserta didik untuk dijadikan pekerjaan rumah.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 – 14) sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan :
Menentukan tujuan pembelajaran umum
Menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa.
(materi prasyarat)
Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
Menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
Pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok
Kegiatan proses
Kegiatan pencatatan data
Diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
Evaluasi proses , berupa :
- Ketepatan hasil pengamatan
- Ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
- Ketepatan siswa saat menganalisis data
Evaluasi produk :
- Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
Evaluasi psikomotor :
- Kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.
D. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Terhubung (Connected)
Kelebihan :
1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan;
2. Kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator.
3. Siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus;
4. Siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Kekurangan:
1. Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
2. Model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri;
3. Bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.
E. Implementasi Pembelajaran Terpadu Model Terhubung Dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar, model terhubung digunakan untuk menghubungkan beberapa materi atau kompetensi tertentu yang memiliki karakteristik yang saling terkait dengan tetap berpedoman pasa standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun cara menghubungkan materi-materi yang saling terkait tersebut ialah dengan membuat “jembatan pengetahuan”. Jembatan pengetahuan dapat berupa wacana, berita, diskusi, alat peraga dan lain-lain yang dianggap mampu mengantarkan pemahaman siswa dari materi satu ke materi brikutnya. Materi-materi yang tidak memiliki keterkaitan tidak bisa dipaksakan untuk dihubungkan. Jika dipaksakan, dimungkinkan siswa akan semakin bingung dalam merekonstruksi pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Model terhubung digunakan untuk mengkaitkan beberapa bagian materi menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling terkait sehingga siswa mampu menyerap informasi secara utuh dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa untuk melahirkan pengetahuan-pengetahuan baru sesuai dengan kemampuannya. Dalam metode connected, fokus pembelajaran berpusat pada siswa sebagai pelaku utama pembelajaran. Dalam hal ini, guru bersama-sama siswa merencanakan, membuat, dan melaksanakan pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan dengan tetap mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan pembelajaran terpadu menggunakan metode connected, diharapkan pemikiran siswa akan berkembang tanpa dibatasi oleh materi-materi dan tuntutan pembelajaran yang justru akan membingungkan siswa.
B. SARAN
Dari makalah ini, diharapkan setiap Guru mampu mengemban tugasnya dengan sangat baik. Melihat adanya model pembelajaran terhubung (connected) yang dapat digunakan secara maksimal untuk melaksanakan proses kegiatan pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/pembelajaran-terpadu-tipe-connected/comment-page-1/
Amti, Erman dan Marjohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
http://aishipopeyeolive.blogspot.co.id/2012/05/kelompok-2-pembelajaran-terpadu.html
Selasa, 22 Maret 2016
Model Fragmented
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala restu dan ilmu pengetahuan atas bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Model Pembelajaran Fragmen”.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan serta menyampaikan kepada kita semua ajaran Rukun Iman dan Rukun Islam yang telah terbukti kebenarannya, serta makin terus terbukti kebenarannya.
Terwujudnya makalah ini merupakan tujuan penulis untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan pendidikan, khususnya untuk fakultas FKIP/PGSD. Melalui makalah ini, diharapkan mempermudah pembaca untuk mengetahui “Model Pembelajaran Fragmen”.
Tersusunnya makalah ini adalah berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala hormat dan ketulusan hati kami ucapkan terima kasih kepada :
Ibu dosen pengampu, Bapak Machful Indra K. M.Pd yang ikut serta membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Untuk teman teman semua yang telah memberi kita support baik.
Penulis sangat menyadari makalah ini masih ada banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan ini, sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Amin.
Sidoarjo, 16 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………...……… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………….. 2
C. Tujuan……………………………………………………………… 2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Dari Model Pembelajaran Fragmented……………..…. 4
B. Keuntungan Dari Model Fragmen………….………………..…….. 5
C. Kekurangan Dari Model Fragmen ………………...………………. 5
D. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan model pembelajaran frgamented.………………………………..…….…. 6
E. Kegunaan Model Fragmen …………………………………..……. 6
F. Cara Penerapan Model Fragmen Dalam Pembelajaran…………… 7
Bab III Penutup
A. Kesimpulan………………………………………………...………. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang di anjurkan untuk di aplikasikan pada semua jenjang pendidikan, di aplikasikan terutama pada jenjang pendidikan dasar, mulai dari tingkat Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), tetapi juga tidak menutup kemungkinan untuk di kembangkan pada tingkat pendidikan menengah, baik Pendidikan Menengah Umum (SMA/MA) maupun Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK/MAK). Hal ini bergantung pada kecenderungan materi-materi yang memiliki potensi untuk di padukan dalam suatu tema tertentu. Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memumngkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistis dan autentik (Depdikbud, 1996: 3). Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995, dalam Puskur, 2007: 1).
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang mengubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah.
Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas hanya sebanding dengan keterampilan. Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembelajaran terpadu model fragmented,
Model fragmented adalah penyusunan kurikulum tradisional berdasarkan ilmu – ilmu yang berbeda dan terpisah. Dalam kurikulum standar, mata pelajaran diajarkan secara terpisah, dengan tidak ada usaha untuk menghubungkan atau mengintegrasikannya. Setiap mata pelajaran dipandang sebagai satu kesatuan yang murni, baik dalam kelompok disiplin ilmunya maupun pada disiplin ilmunya sendiri. Pembelajaran yang dilaksanakan secara terpisah yaitu hanya terfokus pada satu disiplin mata pelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Model pembelajaran fargmen ?
2. Apa kelebihan dari model fragmen ?
3. Apa kekurangan dari model fragmen ?
4. Apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan model fragmen ?
5. Apa kegunaan model fragmen ?
6. Bagaimana cara penerapan model fragmen dalam pembelajaran ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui model fragmen.
2. Untuk mengetahui kelebihan dari model fragmen.
3. Untuk mengetahui kekurangan dari model fragmen.
4. Untuk mengetahui hal – hal yang harus diperhatikan dalam melakukan model fragmen.
5. Untuk mengetetahui kegunaan model fragmen.
6. Untuk mengetetahui cara penerapan model fragmen dalam pembelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dari Model Pembelajaran Fragmented
Model Fragmented merupakan pengaturan kurikulum tradisional yang menentukan disiplin ilmu yang terpisah dan berbeda. Artinya model ini memisahkan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain baik waktu, pelaksaan pembelajaran meskipun pelajaran tersebut masih dalam inter disiplin ilmu. Biasanya, dalam bidang akademik utama seperti matematika, sains, seni bahasa dan ilmu sosial. Seni rupa dan seni tari mengambil subjek yang tersisa dari seni, musik dan pendidikan jasmani yang sering dianggap “ soft subjects” bila dibandingkan dengan “hard core” bidang akademik. Pengelompokan lain menggunakan kategori disiplin ilmu Humaniora, Ilmu Pengetahuan, Seni tari, dan seni rupa. Dalam standar kurikulum, area subyek ini diajarkan dalam isolasi, dengan tidak berusaha untuk menghubungkan atau mengintegrasikan mereka. Masing-masing dilihat sebagai entitas murni dalam dan dari dirinya sendiri. Meskipun mungkin ada tumpang tindih baik dalam ilmu-ilmu fisika dan kimia, hubungan antara keduanya secara implisit, tidak secara eksplisit, mendekati melalui kurikulum.
Model Penggalan (Fragmented) adalah model pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Contoh: dalam satu pelajaran, terdapat materi perambatan cahaya (content), prediksi (thinking skill), dan peta konsep (organizing skill). Yang merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan berpikir, dan ketramplan mengorganisir.
B. Keuntungan Dari Model Fragmen.
Salah satu keuntungan dari model fragmented ini adalah kemurnian dari setiap disiplin ilmu, selain itu guru mempersiapkan dengan baik sebagai ahli dalam suatu bidang tertentu dan memiliki kewenangan menggali subyek mereka dengan baik luas dan mendalam Artinya, ketika suatu mata pelajaran disampaikan dengan pembelajaran terpadu menggunakan metode fragmented, materi atau konsep dari ilmu tersebut akan disampaikan secara jelas dan mendalam karena guru telah merencanakan dan mengusai materi secara mendalam. Selain itu model tradisional ini juga menyediakan sebuah zona kenyamanan bagi semua pihak karena mewakili norma. Ada nilai dalam memeriksa satu disiplin atau subjek sebagai entitas yang terpisah dan berbeda untuk mengungkap atribut kritis dari masing-masing bidang diskrit. Meskipun terpecah-pecah, model ini tidak memberikan pandangan yang jelas dan terpisah dari disiplin ilmu.
Keuntungan model fragmen diantaranya adalah :
• Siswa mampu menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran sehingga siswa akan ahli dan terampil dalam bidang tertentu.
• Siswa dapat memperoleh kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran.
• Adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran.
• Guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah.
C. Kekurangan Dari Model Fragmen
Kekurangan model fragmen diantaranya adalah :
• Siswa belajar hanya pada tempat dan sumber belajar
• Keterhubungan menjadi tidak jelas dan terjadi lebih sedikit transfer pembelajaran.
• Siswa kurang mampu membuat hubungan atau integrasi dengan konsep sejenis. Artinya konsep, ketrampilan dan sikap-sikap yang tumpang tindih tidak diterangi bagi peserta didik dan transfer pembelajaran pada situasi-situasi nyata nampaknya sedikit terjadi.
• Pelajar diberikan tugas yang sangat berat untuk menghubungkan atau mengintegrasikan konsep yang dipelajari secara sendiri
D. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan model pembelajaran frgamented .
Pembelajaran fragmented dilaksanakan tanpa melihat kebutuhan perkembangan anak, guru mendril siswanya agar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual siswa terbentuk dengan cepat (instan). Jika pembelajaran fragmented dilaksanakan dengan memandang dari segi kebutuhan perkembangan siswa, misalnya pembelajaran yang menggunakan ajang permainan (learning by playing) dapat memotivasi siswa dalam belajar dan sangat cocok diterapkan dikelas TK dan SD, sedangkan untuk kelas tinggi lebih cocok learning by doing. Prinsip belajar seraya bermain dan belajar seraya bekerja dapat diterapkan dalam pembelajaran fragmented. Dalam pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual maka sebenarnya pembelajaran frgamented merupakan salah satu cara pembelajaran yang baik untuk diterapkan di SD jika dilaksanakan secara ideal hanya sayangnya pembelajaran fragmented yang dilaksanakan disekolah sekedar mencatat, duduk, mendengar, dan menghafal. Guru hanya menggunakan metode ceramah saja untuk menuntut konsep secara instan, untuk lebih baiknya dalam penerapan model pembelajaran fragmented dilaksanakan secara student centered karena dapat menghasilkan siswa yang kreatif, kritis, dan inovatif.
E. Kegunaan Model Fragmen
Menurut Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu melalui Kurikulum Terpadu dalam Satu Disiplin Ilmu, mengatakan bahwa pembelajaran terpadu melalui kurikulum terpadu fragmented terjadi jika seorang guru memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu.
Model ini berguna bagi guru agar persiapannya dapat lebih fokus. Ini juga merupakan model yang baik bagi para guru yang menginginkan untuk menggeser prioritas-prioritas kurikuler sebelum menggunakan model-model departemental silang (cross departmental) untuk perencanaan interdisipliner.
Model fragmented ini akan berguna apabila diterapkan pada sekolah dasar yang siswanya memiliki berbagai macam karakter yang berbeda dengan berbagai macam bidang ilmu yang ada yang nantinya siswa akan didorong untuk memilih jurusan yang paling mereka sukai. Dan model ini sangat bermanfaat pada tingkat menengah atas dan universitas dimana masing – masing siswa akan kita dorong untuk menentukan an mengkhususkan bidang keahlian yang mereka miliki melalui serangkaian aktivitas seperti monitoring, pelatihan serta kerjasama belajar. Selain itu mmodel ini juga sangat bermanfaat untuk guru yang lebih spesifik dalam keahliannya di bidang ilmu tertentu dan mengembangkan kurikulu yang ada dalam proses pembelajaran dikelas.
F. Cara Penerapan Model Fragmen Dalam Pembelajaran
Menurut Fogarty (1991:6) model fragmented sangat cocok diterapkan pada tahap penjurusan mata pelajaran misalnya diterapkan pada tingkat Universitas ataupun Sekolah Menengah Atas yang dalam proses pembelajarannya terdapat penjurusan/pemisahan mata pelajaran. Akan tetapi di Sekolah Dasar juga dapat diterapkan baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi yaitu di kelas. Tergantung bagaimana guru bisa mengemas pembelajaran sebaik mungkin, agar siswa bisa lebih bermakna dalam mengikuti pembelajaran.
Sebagai contoh penerapan, berikut ini tentang pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar dengan menggunakan pembelajaran terpadu model fragmented. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa meliputi kemampuan mendengarkan, membaca, berbicara, menulis, dan apresiasi sastra. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan kelima kemampuan tersebut dapat meningkat baik secara lisan maupun tertulis. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berbahasa siswa diperlukan berbagai usaha, strategi maupun metode yang inovatif dan kreatif sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia tidak menjadi pembelajaran yang membosankan bagi siswa. Dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan diharapkan siswa dapat belajar mandiri dan merasa bertanggung jawab untuk mengembangkan kemampuannya sendiri tanpa ada paksaan dari guru. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang guru harus berusaha untuk membuat rencana pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, potensi, sarana dan prasarana yang tersedia.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kelima aspek kemampuan berbahasa tersebut harus diberikan secara menyeluruh dan terencana, sehingga diharapkan siswa dapat meningkatkan dan menguasai kelima aspek tersebut baik secara lisan maupun tulis dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Namun dalam pembelajaran model Fragmented ini kelima aspek dalam keterampilan berbahasa di penggal-penggal dalam waktu yang berbeda. Hal itu dimaksudkan agar siswa bisa menguasai suatu pembelajaran secara mendalam. Model Fragmented ini dalam pemenggalannya bisa disampaikan dalam waktu yang berbeda atau juga penggunaan guru yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
The Fragmented Model (model fragmen) Yaitu model pembelajaran konvensional yang terpisah secara mata pelajaran atau model tradisional yang memisahkan secara diskrit masing-masing mata pelajaran. Pembelajaran fragmented sebagai suatu pendekatan belajar mengajar suatu mata pelajaran yang utuh tanpa mengaitkan dengan mata pelajaran lain (Fogarty, 1991). Oleh Forgaty pembelajaran frgamented disimbolkan dengan sebuah periskop yang artinya memandang satu arah, fokus yang sempit untuk setiap mata pelajaran. Model fragmen mempunyai keuntungan dan kekurangan. Keuntungan model fragmen adalah Siswa mampu menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran, sehingga siswa akan ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Kekurangan model fragmen adalah Siswa belajar hanya pada tempat dan sumber belajar Keterhubungan menjadi tidak jelas dan terjadi lebih sedikit transfer pembelajaran. fragmented terjadi jika seorang guru memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu. Yang cara penerapannya dapat dilakukan dengan lebih memperhatikan segi kebutuhan perkembangan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
http://zuuliana.blogspot.co.id/2013/11/pembelajaran-terpadu-model-fragmented_15.html
file:///C:/Users/Ingat%20ONE%20%7BAllah%7D/Downloads/Rizka%20Pratiwi%20Jaya%20%20pembelajaran%20terpadu%20tipe%20fragmented.htm
file:///C:/Users/Ingat%20ONE%20%7BAllah%7D/Downloads/Walking%20to%20the%20SKY%20%20model%20pembelajaran%20fargmented.htm