MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN WEBBED
(JARING LABA-LABA)
Diajukan untuk mata kuliah Pembelajaran Terpadu
Nama:
PGDS / A3
Nila Adillah (148620600155)
Indras Faizjatul Amaliya (148620600156)
Yuni Dwi Nurcahyani (148620600185)
Dhita Miftahur Rosyidah (148620600271)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2016
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN WEBBED
(JARING LABA-LABA)
Diajukan untuk mata kuliah Pembelajaran Terpadu
Nama:
PGDS / A3
Nila Adillah (148620600155)
Indras Faizjatul Amaliya (148620600156)
Yuni Dwi Nurcahyani (148620600185)
Dhita Miftahur Rosyidah (148620600271)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah pembelajaran Terpadu ini dengan baik dan tepat waktu.
Melalui makalah ini, maka kami dapat mengaplikasikan model pembelajaran webbed ( jaring laba-laba) agar peserta didik lebih faham dengan pembelajaran pada saat proses belajar mengajar belangsung.
Tak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah pembelajaran terpadu ini. Dan ucapan trimakasih kami ucapkan kepada:
1. Allah SWT atas memberikan kesehatan baik jasmani maupun rohani bagi kita semua. Dan Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi teladan bagi kita semua.
2. Bapak Mahfuld Efendi MPd selaku dosen pengampuh mata pelajaran pembelajaran terpadu.
3. Semua rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Kami telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan makalah ini. Namun, tidak menutup kemungkinan makalah yang kami susun ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu kami mohon kritik dan saran untuk menyusun makalah pembelajaran terpadu ini yang lebih sempurna dikemudian hari. Dan harapan kami mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Waalaikumssalam Wr. Wb.
Sidoarjo,14 Mei 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I
A. LatarBelakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II
A. Pengertian Model Webbed 2
B. Karakteristik Model Webbed 3
C. Manfaat Model Webbed 3
D. Tahapan Perencanaan Model Webbed 3
E. Peran Guru dalam Pembelajaran Model Webbed 4
F. Kelebihan dan Kekurangan Model Webbed 7
BAB III
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA IX
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa.
Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antarmata pelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model webbed?
2. Apa saja Karakteristik Model Webbed?
3. Apa saja Manfaat Model Webbed?
4. Bagaimana Tahapan Perencanaan Model Webbed?
5. Bagaimana Peran Guru dalam Pembelajaran Model Webbed?
6. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Model Webbed?
C. Tujuan
Tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas makalah mata Pelajaran Pembelajaran Terpadu. Selain itu juga untuk menambah ilmu serta wawasan mengenai model-model pembelajaran webbed atau jaring laba-laba, manfaat, kelebihan dan kelemahan model webbed.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MODEL WEBBED
Model Webbed (Model Jaring Laba-laba) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi dengan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memerhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktifitas belajar yang harus dilakukan siswa. Jadi model webbed atau jaring laba- laba terimplementasi melalui pendekatan Tematik sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang cenderung dapat disampailan melalui beberapa bidang study lain. Dalam hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran maupun lintas mata pelajaran.
Model ini disebut juga model spider web, yang artinya jaring laba- laba. Strategi pembelajaran terpadu dilakukan dengan jalan mamadukan berbagai bidang pengembangan anak ke dalam satu kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan dasar sains. Tujuannya ialah mengembangkan dasar sains dengan menggunakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, bahasa, psikologi, dan keterampilan gerak motorik. Diharapkan siswa dapat berkembang dalam kegiatan kognitif seperti : pengamatan, penyelidikan, pengklasifikasian, sebagai hasil eksplorasi dan inkuiri. Keterampilankoordinasi motorik yang berkaitan dengan kemampuan dasar sains dan kosakata bertambah melalui temuan yang diperoleh selama kegiatan berlangsung. Artinya, kemampuan psikososial secara tidak Langsung juga meningkat.
B. KARAKTERISTIK MODEL WEBBED
Berpusat pada siswa Pendekatan ini lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu dengan memberikan kemudahan- kemudahan kepada siswa untuk melakuakan aktivitas belajar. Memberi pengalaman langsung Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini deperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari. Bersifat Fleksibel Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata pelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah dimana meraka berada. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.
C. MANFAAT MODEL WEBBED
1. Pengajaran terpadu model webbed merupakan wahana ideal untuk mengangkat realita sehari-hari sebagai tema pembelajaran.
2. Mengangkat realita sehari-hari dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Pengajaran akan lebih bermakna kalau dimulai dari realita sehari-hari sebagai pengalaman siswa.
D. TAHAP PEMBELAJARAN MODEL WEBBED
1. Tahap Perencanaan
a. Penetapan tujuan pembelajaran.
b. Penetapan bahan dan alat bantu yang digunakan pada proses belajar mengajar.
c. Penetapan metode
2. Tahap Pelaksanaan
a. Guru mengamati alat bantu atau objek tertentu dan melakukan pembahasan materi.
b. Tindak lanjuti proses identifikasi sub-sub tema.
c. Visualisasi / penggambaran tema dan sub-sub tema yang akan dibahas.
d. Kegiatan pengamatan lebih lanjut (lebih cermat) atas alat bantu objek.
e. Penugasan (pembagian kelompok dan pengorganisasian tugas)
f. Penjelasan, atau diskusi.
3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasi proses keterlibatan dalam pengamatan dan diskusi
b. Evaluasi hasil mutu laporan.
E. PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN MODEL WEBBED
Untuk membuat suatu keputusan yang tepat dalam mengembangkan pembelajaran terpadu model webbed, seorang guru harus bertanggung jawab dalam beberapa hal antara lain sebagai berikut :
a. Mengkondisikan anak untuk menyukai, merasa gembira dan merasa senang belajar disekolah. Dan guru diharapkan mampu menciptakan situasi yang memungkinkan anak terhindar dari rasa stress, perasaan bimbang, khawatir dan perasaan mencekam, karena hal ini merupakan hal yang sangat penting dalam kemajuan belajar.
b. Mengembangkan berbagai cara dan metode yang bervariasi dan menarik dalam proses pembelajaran secara terpadu, seperti : ceramah, bercerita, memimpin diskusi, menengahi konflik dan lain sebagainya.
c. Menjembatani kesenjangan antara kehidupan sekolah dengan kehidupan anak dalam proses pembelajaran
d. Mengopservasi gaya belajar anak, kebutuhannya, dan menaruh perhatian atas tuntunan individual anak.
Selain pengetahuan dan tanggung jawab guru di atas, ada beberapa sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugas secara frofesional yang mendukung diterapkannyapenerapan pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut :
a. Fleksibel
Dalam menyatakan dan menyampaikan pembelajaran seorang guru harus fleksibel, artinya tidak kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tahap perkembangan, kemampuan dan sifat-sifat siswanya. Guru harus bias bertindak bijaksana, yaitu menggunakan cara atau pendekatan yang tepat terhadap orang yang tepat dalam situasi yang tepat.
b. Bersikap terbuka
Guru hendaknya memiliki sifat terbuka, baik untuk menjawab pertanyaan siswa, untuk dimintai bantuan, juga untuk mengkoreksi guru. Sebab ada kalanya kelemahan dan kesulitan yang dihadapi siswa disebabkan oleh kelemahan dan kesalahan yang ada pada guru, jadi untuk mengatasi kelemahan dan kesulitan siswa guru hendaklah terlebih harus dimulai pada perbaikan diri guru. Dan hal ini menuntut keterbukaan pada pihak guru.
c. Berdiri sendiri
Secara intektual guru harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengajar, juga mampu memberikan pertimbangan-pertimbangan rasional dalam mengambil suatu keputusan atau pemecahan masalah. Guru dapat menjalin hubungan social yang wajar baik dengan siswa, sesame guru, orang tua maupun lingkungan sekitar sekolah. Berdiri sendiri secara emosional berarti guru telah dapat mengendalikan emosinya serta ampu menyatakan emosi pada waktu yang tepat.
d. Peka
Seorang guru harus peka atau sensitive terhadap penampilan para siswanya. Peka atau sensitive berarti cepat mengerti, menilai atau melihat dengan perasaan apa yang diperlihatkan oleh siswa, baik itu dari ekspresi wajah, nada suara, gerak gerik dan sebagainya.
e. Tekun
Pekerjaan sebagai guru memerlukan ketekunan, baik itu dalam mempersiapkan, melamsanakan, menilai maupun menyempurnakan pembelajaran. Disekolah guru tidak hanya berhadapan dengan anak-anak yang pandai dan juga anak-anak yang kurang pandai. Mereka membutuhkan bantuan sedikit demi sedikit, dan penuh ketekunan dan kesabaran.
f. Realistik
Seorang guru hendaknya bisa berfikir dan perpandangan realistic, artinya dapat melihat kenyataan, atau melihat apa adanya. Setiap guru pasti berharap siswanya pandai, rajin, jujur dan berperilaku baik, tapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Oleh karena itu guru hendaknya dapat memahami situasi yang demikian, dapat menerimanya dan terus berupaya untuk memperbaikinya.
g. Melihat ke depan
Tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan dimasa mendatang. Karena tugas demikian, maka ia harus selalu melihat kedepan, kehidupan yang akan di alami para siswanya kelak. Maka ia harus memberikan sesuatu agar siswanya mampu menghadapi tantangan dimasa mendatang.
h. Rasa ingin tahu
Guru berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan kepada para siswanya. Agar ilmu yang disampaikan sesuai dengan perkembangan zaman, maka guru dituntut untuk selalu belajar, mencari dan menemukan hal-hal yang baru. Untuk itu seorang guru perlu memiliki rasa ingin tahu yang besar, bukan hanya untuk kemajuan dirinya, tapi juga untuk kemajuan siswanya.
i. Ekspresif
Mengajar merupakan tugas yang tidak ringan, menuntut semangat dan suasana yang menyenagkan. Dan salah satu faktor penting dalam suasana kelas yaitu penampilan seorang guru.
j. Menerima Diri
Manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dan kekurangan, dan sebagai seorang guru ia harus memahami semua kelebihan dan kekurangan tersebut. Menerima dan selalu berusaha untuk memperbaiki kelemahannya dan mengembangkan kelebihan-kelebihan dirinya.
F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODELL WEBBED
Kelebihan dari model jaring laba-laba ( webbed ), antara lain:
a. Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar.
b. Lebih mudah dilakukan oleh guru yang bbelum berpengalaman.
c. Memudahkan perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema kesemua bidang isi pelajaran.
d. Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa.
e. Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam kegiatan- kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.
Kekurangan Model Webbed
a. Sulit dalam menyeleksi atau memilih tema.
b. Cenderung untuk merumuskan tema yang dalam sehingga hal ini hanya berguna secara artifisial dalam perencanaan kurikulum, sehingga kurang bermanfaat bagi siswa.
c. Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada pengembangan konsep.
d. Memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model webbed (Model Jaring Laba-laba) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Model ini disebut juga model spider web, yang artinya jaring laba-laba. Pembelajaran terpadu dilakukan dengan jalan mamadukan berbagai bidang pengembangan anak ke dalam satu kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan dasar sains. Tujuannya ialah mengembangkan dasar sains dengan menggunakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, bahasa, psikologi, dan keterampilan gerak motorik.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, baik dari isi pembahasan maupun sistematis penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga penulisan makalah ini dapat mencapai kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://duwaghewow. Model_Pembelajaran_Webbed. blogspot.com
http://rbaryans.wordpress.com/2014/04/19/ mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/
Siskandar. 2003. Kegiatan belajar mengajar yang efekif. Jakarta : Dekdiknas
PGSD A3 UMSIDA
Selasa, 24 Mei 2016
Model Webbed
Selasa, 10 Mei 2016
Model Shared
MAKALAH
Pembelajaran Terpadu
The Shared Model
Disusun oleh :
Eka Febrilia Yuanda 148620600167
Winda Nur Fahmi 148620600170
Anita Amalia 148620600175
Desi Putriani 148620600275
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan-Nya makalah pembelajaran terpadu tentang The Shared Model dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah pembelajaran terpadu agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pembelajaran tipe The Shared Model.
Dengan terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan banyak masukan pada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah pembelajaran terpadu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Sidoarjo, Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian the shared model..................................................................... 3
B. Kelebihan model Shared.......................................................................... 4
C. Kekurangan model Shared....................................................................... 4
D. Kegunaan model Shared........................................................................... 4
E. Penerapa pembelajaran model Shared...................................................... 5
F. Pengembangan pembelajaran model Shared............................................ 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi peserta SD, belajar akan lebih bermakna jika yang mereka pelajari berkaitan dengan pengalaman hidup sehari-hari sehingga mereka dapat memendang suatu objek yang ada dilingkungan mereka secara utuh. Proses belajar mengajar dalam berbagai mata pelajaran melalui pendekatan, salah satunya adalah pendekatan kurikulum terpadu dimana materi dipadukan menjadi materi utuh kemudian akan diberikan kepada siswa.
Materi yang dipadukan diharapkan dapat dicapai dengan baik, karena masing-masing mata pelajaran berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya keterkaitan antara mata pelajaran yang terasa kurang menarik dan kurang bermakna bagi siswa. Untuk menarik minat, girah dan kreativitas siswa dalam materi pelajaran lainnya hendaknya dilaksanakan melalui proses pembelajaran terpadu diantaranya melelui model berbagi (shared).
Model pembelajaran shared atau model berbagi merupakan model belajar mengajar yang didasarkan pada gabungan pemikiran yang muncul dari beberapa disiplin ilmu. Proses belajar mengajar dalam mata pelajaran yang akan dipadukan melelui banyak cara dan metode, salah satunya adalah metode pembelajaran terpadu model shared. Dengan adanya pembelajaram model shared siswa lebih aktif, kreatif dan materi yang disampaikan lebih bermakna.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian The Shared Model?
2. Apa saja kelebihan model shared?
3. Apa saja kekurangan model shared?
4. Apa kegunaan model shared?
5. Bagaimana penerapan pembelajaran model shared?
6. Bagaimana pengembangan pembelajaran model shared?
C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui pengertian The model Shared
2. untuk mengetahui kelebihan model shared
3. untuk mengetahui kekurangan model shared
4. untuk mengetahui kegunaan model shared
5. untuk mengetahui Penerapan pembelajaran model shared
6. untuk mengetahui Pengembangan pembelajaran model shared
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian The Shared Model
Model pembelajaran terpadu tipe shared didasarkan pada ide-ide pembagian yang berasal dari dalam ilmu tersebut. Untuk menggunakan model pembelajaran terpadu tipe shared dari gabungan kurikulum, guru perlu mempelajari dua ilmu berdasarkan hubungan konsep, sikap dan ketrampilan yang sama. (Fogarty, 1991: 44-46).
Model pembelajaran terpadu tipe shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya tumpang tindih ide-ide atau konsep dua mata pelajaran atau lebih. Pembelajaran ini ditempuh didasarkan pada kenyataan bahwa banyak dijumpai terdapatnya suatu kemampuan yang pencapaiannya harus diwujudkan melalui dua atau lebih mata pelajaran.
The Shared Model (Model Terbagi) yaitu suatu model pembelajaran terpadu dimana pengembangan disiplin ilmu yang memayungi kurikulum silang. Butir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PKn misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam Tata Negara, PSPB, dan sebagainya.
Pembelajaran model terbagi (shared) adalah suatu pendekatan belajar mengajar yang menggabungkan dua atau lebih mata pelajaran yang melihat konsep, sikap dan ketrampilan yang sama. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema, sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Model ini berbeda dengan model sarang, dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek konsep, keterampilan dan sikap menjadi kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model sarang, sebuah tema hanya memayungi satu pelajaran saja.
B. Kelebihan Model Shared
kemudahan dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju secara penuh menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu.
dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpah tindih akan memungkinkan mempelajari konsep lebih dalam .
lebih mudah untuk menjadwalkan periode perencanaan bagi sebuah tim yang terdiri dari dua guru dari pada menyulap jadwal untuk tim yang terdiri dari empat orang guru.
dua orang guru dapat menggabungkan jam pelajarannya bersama-sama untuk menciptakan hambatan waktu yang lebih besar.
Terdapat pengalaman-pengalaman instruksional bersama; dengan dua orang guru di dalam satu tim, akan lebih mudah untuk berkolaborasi.
C. Kekurangan model shared
hambatan waktu yang diperlukan untuk mengembangkan model ini
fleksibilitas dan kompromi berperan penting dalam keberhasilan implementasi model ini
memerlukan kepercayaan dalam kerjasama tim secara bersamaan
model integrasi antar dua disiplin ilmu memerlukan komitmen pasangan untuk bekerja sama dalam fase awal
untuk menemukan konsep kurikulum yang tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan percakapan yang mendalam
Membutuhkan waktu, kelenturan, komitmen, dan kompromi.
D. Kegunaan model shared
Model ini cocok ketika berbagai bidang studi dikelompokkan dalam kelompok besar seperti ilmu sastra/seni praktis. Model ini juga memfasilitasi langkah awal implementasi menuju kurikulum terpadu. Model ini merupakan model yang aktif untuk menggunakan dua disiplin sebagai tahap intermediate menuju tim dengan empat disiplin yang jauh lebih rumit dan komplek.
E. Penerapan pembelajaran model shared
Pembelajaran terpadu model berbagi (shared) dapat diterapkan pada tingkat SD sebagai alternative pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena peran guru di tingkat SD merupakan guru kelas, yang dapat mengatur sendiri cara menyajikan beberapa pelajaran disesuaikan dengan keterbatasan alat pelajaran, waktu, bahan ajar dan kondisi minta dan kemampuan sisiwa. Guru dapat memilih mata pelajaran yang memiliki tema yang sesuai dan dapat dipadukan. Tidak semua mata pelajaran dapat dipadukan, karena guru kelas harus melakukan perencanaan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran model berbagi.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu bertolak pada topic tertentu yang dikembangkan oleh guru dan siswa, yang dilengkapi dengan alat peraga dan lembar kerja siswa (LKS). Sedangkan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam pembelajaran terpadu model berbagi ini berorientasi pada siswa dengan variasi sehingga kegiatan terpadu model shared mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang mentujukan pada pemahaman dan pengembangan konsep, sikap, dan ketrampilan agar lebih bermakna dalam kegiatan evaluasi digunakan lingkungan sebagai sumber belajar.
F. Pengembangan pembelajaran model shared
1. Proses pengembangan pembelajaran terpadu model shred meliputi :
a. Menganalisis GBPP dari setiap mata pelajaran yang akan dipadukan misalnya IPS dengan Matematika, IPS dengan IPA atau IPS dan Bahasa Indonesia.
b. Menentukan konsep, ketrampilan dan sikap terhadap mata pelajaran yang dipilih.
c. Mengalokasikan waktu dengan benar sesuai dengan konsep yang akan disampaikan.
d. Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak dengan menggunakan lingkungan sehingga segala sesuatu yang terjadi di masyarakat yang akhirnya pembelajaran terpadu bermanfaat bagi kehidupan siswa sehari-hari.
2. Dalam pengembangan pembelajaran terpadu model shared perlu memperhatikan mengenai :
a. Urutan penyajian sehingga mudah memahami konsep
b. Kegiatan hendaknya menarik perhatian siswa
c. Suasana belajar menyenangkan
d. Menggunakan alat bantu/alat peraga
e. Setiap kali kegiatan siswa dilatih membuat laporan lisan maupun tulisan
f. Hasil diskusi dilaporkan secara bergantian sehingga siswa memiliki rasa tanggung jawab akan tugas yang diberikan
3. Dalam mengembangkan pembelajaran model shared evaluasi dilakukan melalui :
a. Tugas kelompok maupun individu
b. Penilaian dilakukan pada proses pembelajaran langsung
c. Penilaian produk atau hasil karya siswa dapat dilakukan tes formatif dan sumatif
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model shared merupakan suatu model pembelajaran terpadu dimana dalam prosesnya menggunakan dua mata pelajaran atau lebih yang sejenis digabungkan menjadi satu misalnya : Matematika dan IPA dipasangkan dalam mata pelajaran sains. Oleh karena itu guru dapat lebih mudah menjadwalkan periode perencanaan umum untuk membentuk tim yang terdiri dari dua orang guru dari pada penjadwalan untuk tim dengan empat orang guru. Tetapi model ini memerlukan waktu yang cukup lama dalam perencanaannya karena dibutuhkan kompromi dan kerja sama dalam tim. Model ini cocok di terapkan untuk semua tingkatan pembelajaran (SD,SMP.SMA maupun perguruan tinggi). Model ini merupakan langkah awal untuk model integrated.
B. Saran
Kepada guru SD disarankan untuk menerapkan pendekatan terpadu model shared dalam pembelajaran selanjutnya, dengan harapan kualitas pembelajaran di SD lebih meningkat.
Kepada pengembang kurikulum, disaramkan untik meninjau kembali terhadap rambu-rambu pelaksanaan kurikulum, sehingga memudahkan bagi guru dalam mengembangkan pembelajaran terpadu.
Kepada pengelola program S1 PGSD disarankan agar mata kuliah pembelajaran terpadu tidak hanya bersifat teoritis, tetapi lebih bersifat praktis. Dimana mahasiswa( guru, calon guru) tidak hanya mengetahui pembelajaran melelui teori yang didapat dari para dosen, akan tetapi juga melatihnya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : Kurniawan, Deni .(2014). Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan Penilaian). Bandung: Alfabeta.
http://linanurley.blogspot.co.id/2015/05/model-pembelajaran-shared.html
http://kiosguru.blogspot.com/2011/07/model-modelshared.html
http://.id.abstrak.digilib.upi.edu/...ILMU.../T_IPS_029317_Chapter3.pdf
http://.id.repository.upi.edu/operator/upload/t_ips_0704920_chapter5.pdf
http://.idabstrak.digilib.upi.edu/...ILMU.../T_IPS_029317_Chapter1.pdf
http://id.abstrak.digilib.upi.edu/...ILMU.../T_IPS_029317_Chapter2.pdf
http://id.dukasi.kompasiana.com/2010/.../model-model-pembelajaran-terpadu
http://secondfatihasurya.blogspot.co.id/2013/04/model-pembelajaran-tipe-shared.html
Selasa, 03 Mei 2016
Model Sequenced
PEMBELAJARAN TERPADU
Tentang
MODEL PEMBELAJARAN TERURUT
Disusun Oleh :
1.WINDY VIARISKA K(148620600149)
2.M. ILHAM HARMANTO(148620600163)
3.SAFIRAH ISLAMIYAH(148620600191)
4.SITI KHALIMATUS S.(148620600274)
5.BINTI FARIDA ROCHMAH(148620600291)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2016
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Terurut
Dalam buku “How To Integrate The Curricula” karya Robin Fogarty, The Sequenced Model (Model Terurut) di ibaratkan seperti kacamata, maksudnya melihat kurikulum menggunakan kaca-mata, lensa terbagi dalam dua bagian, namun terhubung oleh sebuah bingkai atau frame. Topik atau mata pelajaran terpisah, namun dapat dihubungkan dengan sebuah bingkai konsep yang menaungi topik atau mata pelajaran tersebut.
The Sequenced Model (Model Terurut) adalah beberapa topik dari suatu mata pelajaran diorganisasikan kembali dan diurutkan agar dapat bertepatan atau serupa. Demikian pula dalam pengajaran, guru mata pelajaran mengajar pada pelajaran yang berbeda secara berurutan. Pembelajaran terpadu model sequenced (terurut) ini materi pelajarannya dipadukan dengan antardisiplin ilmu yang berbeda.Dengan pembelajaran terpadu model urutan (sequenced) guru bidang studi dapat menyusun kembali urutan dari topik mereka sehingga kedua mata pelajaran itu dapat dipikirkan secara paralel, dimana urutan topik harus harus disusun terlebih dahulu. Topik pembelajaran yang ada dapat dipilih dan diurutkan mana yang harus didahulukan dari topik yang lainnya. Intinya salah satu topik membawa yang lain dan sebaliknya (Fogarty 1991 : 34).
Hamalik (2008:48), menyatakan bahwa Sequenced Model adalah susunan atau urutan pengelompokan kegiatan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan kurikulum dengan lebih mengacu pada ”kapan” dan ”di mana” pokok-pokok bahasan tersebut ditempatkan dan dilaksanakan.
John Adams pernah berkata “The textbook is not moral contract that teachers are obliged to teach – teachers are obliged to teach childrens”. Kurang lebih artinya ialah ”buku teks tersebut bukan kontrak moral yang guru berkewajiban untuk mengajar melainkan guru wajib untuk mengajar anak-anak. Maksudnya ialah dalam menyampaikan pelajaran, seorang guru tidak harus terurut seperti yang ada dibuku, tetapi guru dapat menyusun ulang sehingga murid akan lebih memahami karena bersinggungan dengan pelajaran yang lain diwaktu yang bersamaan. Namun sayangnya, guru lebih senang untuk mengikuti pola dan atau tata letak teks yang telah ada di buku, mulai dari halaman pertama hingga halaman terakhir tanpa mau menyusun ulang. Meskipun pada suatu kasus atau pelajaran tertentu, mengikuti alur pada buku akan lebih baik, namun pada kasus yang lain bisa jadi itu kurang baik, sehingga guru harus kreatif untuk menyusun ulang.
Donald E. Orlosky dan B. Othanel Smith (Oliva, 1992) mengemukakan bahwa terdapat tiga konsep sequence yaitu menurut kebutuhan, makro, dan mikro. Dalam proses sequence, pengembang kurikulum harus bisa memperhatikan tingkat kedewasaan, latar belakang pengalaman, tingkat kematangan dan ketertarikan atau minat siswa, serta tingkat kegunaan dan kesukaran materi pelajaran
B. Ciri – Ciri Model Terurut
Berikut ciri-ciri dari model terurut :
1. Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah mendapatkan pemahaman konsep yang sama walaupun dalam mata pelajaran yang berbeda.
2. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran
3. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan isi konsep-konsep yang sama, yang akan diajarkan pada siswa
C. Kelebihan Model Terurut
Menurut Fogarty (1991; 35) manfaat dari model urutan adalah guru dapat menyusun kembali rangkaian topik, bab dan unit dengan menentukan skala prioritas mata pelajaran yang ada pada kurikulum atau tidak sekedar mengikuti urutan yang telah dijabarkan di dalam kurikulum. Dalam hal ini guru dapat membuat keputusan yang penting dalam materi.
Dari sudut pandang siswa dengan pertimbangan urutan topik dari disiplin ilmu yang terkait dapat membantu mereka untuk memahami mata pelajaran yang telah diajarkan. Contohnya guru bahasa inggris mengajarkan periode sejarah novel tertentu, sementara guru sejarah juga mengajarkan periode sejarah yang sama. Dalam dua disiplin ilmu tersebut, memudahkan siswa menerima materi yang dijelaskan oleh guru, memberikan penguatan terhadap materi yang disamapaikan dan pembelajaran lebih bermakna.
Adapun kelebihan model sequencedseperti yang telah diuraikan diatas, dapat kita simpulkan sebagai berikut :
1. Beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara bersamaan terparallel sehingga akan terjadi persinggungan isi materi.
2. Guru dapat membuat prioritas kurikuler, tidak sekedar mengikuti urutan dibuku.
3. Membantu siswa mempermudah pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
4. Menambah kreatif guru untuk menganalisis urutan suatu pokok bahasan.
5. Mempererat hubungan antarguru mata pelajaran yang berbeda.
6. Aktivitas pada satu pelajaran akan meningkatkan pelajaran yang lainnya.
D. Kekurangan Model Terurut
Selain mempunyai kelebihan, model sequenced juga mempunyai kekurangan. Beberapa kekurangan model sequenced antara lain sebagai berikut :
1. Dibutuhkannya kompromi dari beberapa guru mata pelajaran yang berbeda untuk membentuk model. Tidak mudah tentunya, mengkolaborasikan urutan pokok bahasan dari masing – masing guru. Terlebih lagi waktu yang diberikan pada setiap mata pelajaran tidaklah sama. Dengan demikian, setiap pokok bahasan pada pelajaran yang berbeda, tidak akan selesai pada waktu yang relative bersamaan.
2. Guru-guru harus memiliki otonomi dalam membuatu rutan kurikulum. Otonomi adalah kewenangan atau kemandirian, yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Selama ini, kurikulum telah dibuat pada tingkat sekolah, dan tidak pada tingkat pengajar. Meskipun setiap guru diberi hak otonomi untuk menyusun urutan kurikulum, belum tentu mereka dapat membuatnya dengan professional dan kreatif.
3. Untuk membuat urutan sesuai dengan apa yang terjadi terakhir membutuhkan kolaborasi dan fleksibilitas dari semua orang yang terlibat. Tentu ini tidaklah mudah.
4. guru harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran kerja sama dengan guru bidang studi yang lain yang ada hubungannya dengan sub materi yang akan diajarkan kemudian harus memilih tema yang tepat dengan kedua sub materi yang tersebut.
5. Dalam model urutan (sequenced) memerlukan kolaborasi dan fleksibilitas semua kalangan. Ini tidak semudah yang kita dengar karena ketepatan waktu, guru yang mengajar dan sub materi harus dengan sesuaikan dengan kondisi yang ada. Sehingga dalam aplikasinya model pembelajaran urutan ini lebih jarang digunakan.
E. Penggunaan Model Terurut
Model sequenced ini berguna pada tahap awal proses integrasi yang mengunakan dua bidang disiplin yang mudah dikaitkan dengan yang lainnya, guru harus bekerja dengan seorang partner, mulai membuat daftar isi kurikuler secara terpisah, kemudian tim ini mencoba untuk mengurutkan isi yang terpisah tersebut sehingga keduanya dapat cocok. Mereka mencoba menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya (mata pelajaran). Jadi dapat disimpulkan bahwa model Sequenced ini dapat digunakan saat terdapat konsep – konsep yang sama pada mata pelajaran yang berbeda.
Implementasi di SD-SD, maka guru dapat melakukan langkah-langkah:
1. Menganalisa isi kurikulum
2. Memilih dua mata pelajaran yang sejenis
3. Mengurutkan kembali urutan perubahan masing-masing dengan periode waktu yang sejajar
Selasa, 05 April 2016
Model Nested
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan masalah
1.1.1 Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan terdapat istilah pembelajaran terpadu. Model pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik bermakna dan otentik.
Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi siswa. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembalajaran lebih efektif.
Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba untuk memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995 : 615). Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek materi belajar dan aspek kegiatan belajar mengajar. Ditinjau dari cara memadukan konsep, ketrampilan, topik, dan unit tematiknya menurut seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) terdapat 10 model merencanakan pembelajaran terpadu yang salah satunya adalah Model pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan (Nested). Namun banyak para Guru yang kurang memahami atau bahkan tidak memahami dan mengetahui maksud dari pembelajaran terpadu termasuk 10 model pembelajarannya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang pembelajaran terpadu. Tepatnya pembelajaran terpadu model Nested ( berbentuk sarang/ kumpulan ).
1.1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis maka kita mencoba merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari pembelajaran terpadu model Nested?
2. Bagaimana karakteristik dari pembelajaran terpadu model Nested?
3. Apa kegunaan dari pembelajaran terpadu model Nested?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran terpadu model Nested?
5. Langkah-langkah apa sajakah yang harus dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran terpadu model Nested ?
6. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu model Nested ?
1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah kali ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran terpadu model Nested.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari pembelajaran terpadu model Nested.
3. Untuk mengetahui kegunaa dari pembelajaran terpadu model Nested.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran terpadu model Nested.
5. Membuat atau menyusun langkah-langkah pembelajaran terpadu model Nested.
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu model Nested.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembelajaran Terpadu Model Nested
Model Nested adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi.
Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada satu mata pelajaran saja. Tetapi materi pelajaran masih ditempatkan pada prioritas utama yang kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Karena nested adalah model pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu, maka keterpaduan yang dimaksud dalam tipe nested bukanlah keterpaduan materi pelajaran melainkan keterpaduan beberapa jenis keterampilan (skill). Keterampilan-keterampilan itu meliputi keterampilan bepikir (thingking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisasi (organizing skill) Fogarty (1991: 23).
Model pembelajaran terpadu tipe Nested atau tersarang berguna untuk memperkaya segala hal yang digunakan oleh guru supaya terlihat lebih terampil. Mereka dapat mengetahui bagaimana untuk mendapatkan jarak tempuh yang paling efektif dari pelajaran apapun.
2.2 Karakteristik Pembeljaran Terpadu Model Nested
Menurut Trianto, karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk sebuah kegiatan awal. Seperti yang dicontohkan Fogarty (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir (thinking skill) dengan keterampilan sosial (social skill). Sedangkan untuk pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berfikir (thinking skill) dan keterampilan mengorganisir (organizing skill) (2012: 45). Subketerampilan-subketerampilan yang dapat dipadukan melalui model nested dan dapat diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
Unsur-unsur keterampilan berfikir, keterampilan sosial dan keterampilan mengorganisir
Keterampilan
Berfikir Keterampilan
Sosial Keterampilan Mengorganisir
• Prediksi • Mendengar terfokus • Jaringan
• Penarikan kesimpulan • Mengklarifikasi • Diagram venn
• Hipotesis • Mengungkap kembali • Bagan arus
• Membandingkan/ mengontraskan • Mendorong • Lingkaran sebab-akibat
• Mengklasifikasi • Menerima ide • Bagan setuju/tidak setuju
• Menggeneralisasi • Menolak/menafikkan • Daftar
• Memprioritaskan • Mencari konsensus • Peta konsep
• Mengevaluasi • Meringkas • Kerangka
Dengan mengumpulkan (nesting) dan mengelompokkan (clustering) sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar, belajar siswa diperkaya dan ditingkatkan. Model Nested memberikan perhatian yang dibutuhkan untuk beberapa bidang pada waktu yang bersamaan, dan tidak membutuhkan beban waktu tambahan untuk bekerja dan merencanakan dengan guru yang lain.
Sedangkan menurut Depdikbud (1996:3) pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri - ciri, yaitu :
1. Holistik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijaksana di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak kepada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetauhuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang siswa bertindak sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.
Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
2.3 Kegunaan Pembelajaran Terpadu Model Nested
Model nested sangat tepat digunakan oleh guru yang sedang mecoba memasukkan keterampilan berfikir dan keterampilan bekerja sama kedalam isi pelajaran dalam konten – konten tertentu. Sehingga guru akan terus berusaha agar tataran belajar tepat, pemikiran dan tindakan pembelajaran akan tetap fokus dalam keterampilan berpikir dan keterampilan sosialakan meningkatkan pula pengalaman belajar secara keseluruhan. Sekarang keahlian khusus dalam 3 wilayah konsep dan sikap berintegrasi akan mudah dilalui dalam kegiatan terstruktur.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Nested
Pembelajaran terpadu model Nested mempunyai kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran terpadu model Nested:
2.4.1 Kelebihan Pembelajaran Terpadu Model Nested
a. Guru dapat memadukan beberapa ketrampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran.
b. Pembelajaran semakin berkembang dan diperkaya dengan menjaring dan mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa.
c. Pembelajaran dapat mencakup banyak dimensi dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berfikir, keterampilan sosial dan ide lain yang ditemukan
d. Memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan kurikulum secara luas.
2.4.2 Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Nested
Model Nested ini muncul dari kealamiahannya. Dengan mengumpulkan dua, tiga, atau empat target belajar dalam satu latihan mungkin akan membingungkan siswa jika pengumpulan tersebut tidak dilakukan dengan hati- hati. Selain itu prioritas siswa terhadap suatu mata pelajaran menjadi kabur karena siswa diarahkan untuk melakukn beberapa tugas sekaligus.
2.5 Gambaran model tersarang (nested)
Isi sebuah pembelajaran di sekolah dasar terletak pada sistem peredaran darah target konsep” sistem” serta fakta-fakta dan pemahaman tentang sistem peredaran darah pada khususnya. Namun, selain untuk target ini konseptual, guru juga menargetkan keterampilan berpikir sebab akibat. Sepanjang studi sistem peredaran darah, siswa akan berfokus pada penyebab dan efek seperti mereka berkaitan dengan sistem peredran darah. Selain itu, keterampilan sosial seperti kerjasama mungkin bertitik fokus pada kelas belajar tentang kerja kelompok. Juga, desain alur bagan mungkin merupakan sebuah keterampilan organisasi yang telah di kembangkan selama unit ini. Jadi sebagai guru “ bersarang” bersama-sama untuk meningkatkan pengalamanbelajar.
Contohnya guru merancang kesatuan untuk fotosintesis secara bersamaan dengan menargetkan kesepakatan mencari sebagai social skill ( keterampilan sosial), sequencing ( mengurutkan) sebagai thinking skill (keterampilan berfikir), dan siklus hidup tanaman sebagai science content (isi ilmu).
2.6 Penerapan Model Pembelajaran Berbentuk Sarang Kumpulan (Nested)
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Untuk itu, guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa. Sebagai guru, harus pandai dalam memilih topik yang pas dalam membimbing pembelajaran.
The Nested Model (Model Tersarang) model pembelajaran terpadu yang merupakan pengintegrasian kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswa dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content) yang meliputi keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).
Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek, kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur.
Contoh : pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis, berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan ketrampilan berbahasa.
Model pembelajaran terpadu tipe nested ini merupakan pembelajaran terpadu yang memakai pendekatan inter studi. Keterampilan-keterampilan yang ingin dilatihkan dalam satu bidang studi, dihubungkan dalam satu kegiatan pembelajaran. Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi, keterampilan berpikir, keterampilan mengorganisir, dan keterampilan social. Sebagai contoh: pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis, berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan ketrampilan berbahasa.
Kurikulum model tersarang masih bersifat terpisah antar mata plajaran tetapi setiap mata pelajaran mempunyai target yang bersifat keterampilan ganda(multiple skill). Pada satu mata pelajaran bisa memuat target keterampilan berpikir, sosial, ketrampilan penguasaan konsep standar, dan keterampilan mengorganisasi grafik atau diagram,
Model pembelajaran terpadu tipe nested atau bersarang adalah integrasi desain guna memperkaya segala hal yang digunakan oleh guru supaya terlihat lebih terampil. Mereka tahu bagaimana untuk mendapatkan jarak tempuh yang paling efektif dari pelajaran-pelajaran apapun. Tapi, dalam pendekatan nested untuk instruksi perencanaan diperlukan beberapa sasaran yang tepat untuk belajar siswa. Namun, integrasi nested mengambil keuntungan dari kombinasi alam sehingga tugas tersebut tampaknya cukup mudah.
Dengan mengetahui cakupan setiap mata pelajaran, maka guru dapat mencapai berbagai kecakapan. Misalnya: kecakapan di bidang sosial, kecakapan berpikir, dan kecakapan memahami isi pelajaran secara lebih spesifik. Suatu gagasan besar yang dikemukakan oleh guru-guru. Dimana mereka menemukan adanya ketimpangan yang sangat jauh antara suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya.
Di satu sisi ada mata pelajaran yang dapat menumbuhkan berbagai kecakapan berpikir dan berinteraksi, namun dalam mata pelajaran lainnya sangat miskin. Dengan model nested ini, melalui perencanaan yang matang dan cermat diharapkan tujuan belajar siswa dapat tercapai dengan mudah. Misalnya, suatu mata pelajaran dalam sistem kurikulum mempunyai tujuan untuk menjelaskan tentang konsep “sistem”. Maka konsep tersebut harus berorientasi pada dunia nyata, sehingga mudah dipahami oleh siswa bagian per bagian dalam konsepnya. Selanjutnya, guru dalam menyampaikan konsep tersebut harus memasukkan kecakapan berfikir baik dalam sebab maupun akibatnya. Sehingga siswa lebih menekankan pada sebab-sebab dan akibat-akibat sebagai tujuan belajar yang harus dicapai.
Kecakapan yang lain misalnya kecakapan sosial seperti kecakapan bekerja sama harus dimasukkan dan menjadi tekanan khusus selama bekerja sama dalam kerja kelompok di dalam kelas. Juga dalam hal pembuatan bagan, dapat dimasukkan suatu kecakapan mengorganisasi dalam pembelajaran di kelas. Dalam menjelaskan suatu materi pelajaran, diharapkan di dalam pikiran guru “bersarang” beberapa kecakapan yang dapat diterapkan dalam pembelajarannya, sehingga memperkaya kandungan isi materi pelajaran tersebut.
2.7 Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu model Nested
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
a. Tahap Perencanaan
1) Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.
Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal. Seperti contoh yang diberikan Fogary (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapt dipadukan keterampilan berpikir dengan keterampilan sosial. Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir.
2) Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.
3) Menentukan sub keterampilan yang dipadukan
Secara umum katerampilan-keterampilan yang harus dikuasai ada tiga, yaitu: (1) keterampilan berpikir, (2) keterampilan sosial, dan (3) keterampilan mengorganisasi.
4) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator)
Berdasarkan kompetensi dasar dan sub kterampilan yang telah dipilih dirumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan tujuan pembelajaran khusus (indicator) yang meliputi; audience, baehaviour, condition dan degree.
5) Menentukan langkah-langkah pembelajaran
Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam Depdiknas (1996:6), prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi :
1) Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pelajar mandiri
2) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok
3) Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.
Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah pembelajaran, menurut Muchlas (2002:7), tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topic dalam pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memahami model-model pebelajaran terpadu dengan baik.
c. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Depdiknas (1996:6) hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya
2) Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
Contoh model nested (tersarang) mata pelajaran sains-biologi
Contoh model nested (tersarang) mata pelajaran sains fisika
Contoh modelnsted (tersarang) mata pelajaran matematika
BAB III
PENUTUP
1.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) adalah salah satu metode pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan kurikulum di dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanyadalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berfikir (thingking skill), keterampilan social (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).
Metode atau pembelajaran ini digunakan dalam satu mata pelajaran yang telah ditentukan terlebih dahulu. Namun pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang)mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap, yaitu tahap perencanaaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.
Dengan pembelajaran ini siswa dapat berfikir lebih kreatif, karena guru hanya sebagai fasilitator maka murid dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Forgaty R. 1991. The Mindful School: How to Integrate the Curricula. Palatine, Illinois: IRI / Skylight Publising. Inc.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu: dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Selasa, 29 Maret 2016
Model Connected
Model Pembelajaran Connected (Terhubung)
Diajukan Untuk Mata Kuliah :
Pembelajaran Terpadu
Dosen Pengampuh :
Machful Indra, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Khikmah Rakhmaniah (148620600158)
2. Yusnia wulandari (148620600162)
3. Wahyuni Putra Nurdiana (148620600177)
4. Alif Putri Hidayah (148620600186)
5. Ahmad Fathurrozi (148620600187)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN
2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa. Sebagai guru, harus pandai dalam memilih topic yang pas dalam membimbing pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan model pembelajaran terhubung ?
2. Bagaimana penggunaan model pembelajaran terhubung?
3. Apa langkah- langkah perencanaan pembelajaran model terhubung ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan perencanaan pembelajaran model terhubung ?
5. Bagaimana implementasi pembelajaran terpadu model terhubung dalam proses belajar mengajar ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran terhubung
2. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran terhubung
3. Untuk mengetahui langkah- langkah perencanaan pembelajaran model terhubung
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan perencanaan pembelajaran model terhubung
5. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran terpadu model terhubung dalam proses belajar mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Terpadu Model Connected (Terhubung)
Pengertian pembelajaran terpadu model connected merupakan model pembelajaran yang menunjukkan keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Model Connected (keterhubungan) dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukkan pemahaman, ketrampilan dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing model pembelajaran tersebut, maka model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model terhubung (the connected model), karena model terhubung ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Selain itu, Model terhubung ini juga secara nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya. Pemanfaatan penerapan model terhubung (connected) ini sangat relevan dengan konsep Cahaya (dalam fisika) dan konsep Sistem Indera pada manusia (dalam biologi), agar dapat terwujud pemampatan/ pengurangan waktu dalam pembelajaran pada konsep-konsep tersebut (Reduce Instructional Time). Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target kurikulum.
B. Penggunaan Model Pembelajaran Connected (Terhubung)
Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.
C. Langkah- langkah perencanaan pembelajaran terpadu model connected antara lain:
1) Guru menentukan tema-tema yang dapat dihubungkan yang terdapat dalam silabus.
2) Tema- tema yang telah ditentukan diorganisasikan pada tema induk.
3) Guru menjelaskan materi pembelajaran yang terdiri dari beberapa tema.
4) Guru memberikan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang telah diajarkan.
5) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
6) Tiap-tiap kelompok diperintahkan untuk mengerjakan tugas yang telah disiapkan oleh guru.
7) Guru memberikan kesimpulan, penegasan, dan mengadakan evaluasi.
8) Guru memberikan tugas portofolio kepada peserta didik untuk dijadikan pekerjaan rumah.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 – 14) sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan :
Menentukan tujuan pembelajaran umum
Menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa.
(materi prasyarat)
Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
Menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
Pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok
Kegiatan proses
Kegiatan pencatatan data
Diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
Evaluasi proses , berupa :
- Ketepatan hasil pengamatan
- Ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
- Ketepatan siswa saat menganalisis data
Evaluasi produk :
- Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
Evaluasi psikomotor :
- Kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.
D. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Terhubung (Connected)
Kelebihan :
1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan;
2. Kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator.
3. Siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus;
4. Siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Kekurangan:
1. Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
2. Model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri;
3. Bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.
E. Implementasi Pembelajaran Terpadu Model Terhubung Dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar, model terhubung digunakan untuk menghubungkan beberapa materi atau kompetensi tertentu yang memiliki karakteristik yang saling terkait dengan tetap berpedoman pasa standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun cara menghubungkan materi-materi yang saling terkait tersebut ialah dengan membuat “jembatan pengetahuan”. Jembatan pengetahuan dapat berupa wacana, berita, diskusi, alat peraga dan lain-lain yang dianggap mampu mengantarkan pemahaman siswa dari materi satu ke materi brikutnya. Materi-materi yang tidak memiliki keterkaitan tidak bisa dipaksakan untuk dihubungkan. Jika dipaksakan, dimungkinkan siswa akan semakin bingung dalam merekonstruksi pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Model terhubung digunakan untuk mengkaitkan beberapa bagian materi menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling terkait sehingga siswa mampu menyerap informasi secara utuh dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa untuk melahirkan pengetahuan-pengetahuan baru sesuai dengan kemampuannya. Dalam metode connected, fokus pembelajaran berpusat pada siswa sebagai pelaku utama pembelajaran. Dalam hal ini, guru bersama-sama siswa merencanakan, membuat, dan melaksanakan pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan dengan tetap mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan pembelajaran terpadu menggunakan metode connected, diharapkan pemikiran siswa akan berkembang tanpa dibatasi oleh materi-materi dan tuntutan pembelajaran yang justru akan membingungkan siswa.
B. SARAN
Dari makalah ini, diharapkan setiap Guru mampu mengemban tugasnya dengan sangat baik. Melihat adanya model pembelajaran terhubung (connected) yang dapat digunakan secara maksimal untuk melaksanakan proses kegiatan pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/pembelajaran-terpadu-tipe-connected/comment-page-1/
Amti, Erman dan Marjohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
http://aishipopeyeolive.blogspot.co.id/2012/05/kelompok-2-pembelajaran-terpadu.html
Model Connected
Model Pembelajaran Connected (Terhubung)
Diajukan Untuk Mata Kuliah :
Pembelajaran Terpadu
Dosen Pengampuh :
Machful Indra, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Khikmah Rakhmaniah (148620600158)
2. Yusnia wulandari (148620600162)
3. Wahyuni Putra Nurdiana (148620600177)
4. Alif Putri Hidayah (148620600186)
5. Ahmad Fathurrozi (148620600187)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN
2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa. Sebagai guru, harus pandai dalam memilih topic yang pas dalam membimbing pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan model pembelajaran terhubung ?
2. Bagaimana penggunaan model pembelajaran terhubung?
3. Apa langkah- langkah perencanaan pembelajaran model terhubung ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan perencanaan pembelajaran model terhubung ?
5. Bagaimana implementasi pembelajaran terpadu model terhubung dalam proses belajar mengajar ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran terhubung
2. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran terhubung
3. Untuk mengetahui langkah- langkah perencanaan pembelajaran model terhubung
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan perencanaan pembelajaran model terhubung
5. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran terpadu model terhubung dalam proses belajar mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Terpadu Model Connected (Terhubung)
Pengertian pembelajaran terpadu model connected merupakan model pembelajaran yang menunjukkan keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Model Connected (keterhubungan) dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukkan pemahaman, ketrampilan dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing model pembelajaran tersebut, maka model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model terhubung (the connected model), karena model terhubung ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Selain itu, Model terhubung ini juga secara nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya. Pemanfaatan penerapan model terhubung (connected) ini sangat relevan dengan konsep Cahaya (dalam fisika) dan konsep Sistem Indera pada manusia (dalam biologi), agar dapat terwujud pemampatan/ pengurangan waktu dalam pembelajaran pada konsep-konsep tersebut (Reduce Instructional Time). Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target kurikulum.
B. Penggunaan Model Pembelajaran Connected (Terhubung)
Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.
C. Langkah- langkah perencanaan pembelajaran terpadu model connected antara lain:
1) Guru menentukan tema-tema yang dapat dihubungkan yang terdapat dalam silabus.
2) Tema- tema yang telah ditentukan diorganisasikan pada tema induk.
3) Guru menjelaskan materi pembelajaran yang terdiri dari beberapa tema.
4) Guru memberikan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang telah diajarkan.
5) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
6) Tiap-tiap kelompok diperintahkan untuk mengerjakan tugas yang telah disiapkan oleh guru.
7) Guru memberikan kesimpulan, penegasan, dan mengadakan evaluasi.
8) Guru memberikan tugas portofolio kepada peserta didik untuk dijadikan pekerjaan rumah.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 – 14) sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan :
Menentukan tujuan pembelajaran umum
Menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa.
(materi prasyarat)
Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
Menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
Pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok
Kegiatan proses
Kegiatan pencatatan data
Diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
Evaluasi proses , berupa :
- Ketepatan hasil pengamatan
- Ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
- Ketepatan siswa saat menganalisis data
Evaluasi produk :
- Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
Evaluasi psikomotor :
- Kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.
D. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Terhubung (Connected)
Kelebihan :
1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan;
2. Kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator.
3. Siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus;
4. Siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Kekurangan:
1. Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
2. Model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri;
3. Bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.
E. Implementasi Pembelajaran Terpadu Model Terhubung Dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar, model terhubung digunakan untuk menghubungkan beberapa materi atau kompetensi tertentu yang memiliki karakteristik yang saling terkait dengan tetap berpedoman pasa standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun cara menghubungkan materi-materi yang saling terkait tersebut ialah dengan membuat “jembatan pengetahuan”. Jembatan pengetahuan dapat berupa wacana, berita, diskusi, alat peraga dan lain-lain yang dianggap mampu mengantarkan pemahaman siswa dari materi satu ke materi brikutnya. Materi-materi yang tidak memiliki keterkaitan tidak bisa dipaksakan untuk dihubungkan. Jika dipaksakan, dimungkinkan siswa akan semakin bingung dalam merekonstruksi pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Model terhubung digunakan untuk mengkaitkan beberapa bagian materi menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling terkait sehingga siswa mampu menyerap informasi secara utuh dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa untuk melahirkan pengetahuan-pengetahuan baru sesuai dengan kemampuannya. Dalam metode connected, fokus pembelajaran berpusat pada siswa sebagai pelaku utama pembelajaran. Dalam hal ini, guru bersama-sama siswa merencanakan, membuat, dan melaksanakan pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan dengan tetap mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan pembelajaran terpadu menggunakan metode connected, diharapkan pemikiran siswa akan berkembang tanpa dibatasi oleh materi-materi dan tuntutan pembelajaran yang justru akan membingungkan siswa.
B. SARAN
Dari makalah ini, diharapkan setiap Guru mampu mengemban tugasnya dengan sangat baik. Melihat adanya model pembelajaran terhubung (connected) yang dapat digunakan secara maksimal untuk melaksanakan proses kegiatan pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/pembelajaran-terpadu-tipe-connected/comment-page-1/
Amti, Erman dan Marjohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
http://aishipopeyeolive.blogspot.co.id/2012/05/kelompok-2-pembelajaran-terpadu.html
Selasa, 22 Maret 2016
Model Fragmented
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala restu dan ilmu pengetahuan atas bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Model Pembelajaran Fragmen”.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan serta menyampaikan kepada kita semua ajaran Rukun Iman dan Rukun Islam yang telah terbukti kebenarannya, serta makin terus terbukti kebenarannya.
Terwujudnya makalah ini merupakan tujuan penulis untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan pendidikan, khususnya untuk fakultas FKIP/PGSD. Melalui makalah ini, diharapkan mempermudah pembaca untuk mengetahui “Model Pembelajaran Fragmen”.
Tersusunnya makalah ini adalah berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala hormat dan ketulusan hati kami ucapkan terima kasih kepada :
Ibu dosen pengampu, Bapak Machful Indra K. M.Pd yang ikut serta membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Untuk teman teman semua yang telah memberi kita support baik.
Penulis sangat menyadari makalah ini masih ada banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan ini, sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Amin.
Sidoarjo, 16 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………...……… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………….. 2
C. Tujuan……………………………………………………………… 2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Dari Model Pembelajaran Fragmented……………..…. 4
B. Keuntungan Dari Model Fragmen………….………………..…….. 5
C. Kekurangan Dari Model Fragmen ………………...………………. 5
D. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan model pembelajaran frgamented.………………………………..…….…. 6
E. Kegunaan Model Fragmen …………………………………..……. 6
F. Cara Penerapan Model Fragmen Dalam Pembelajaran…………… 7
Bab III Penutup
A. Kesimpulan………………………………………………...………. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang di anjurkan untuk di aplikasikan pada semua jenjang pendidikan, di aplikasikan terutama pada jenjang pendidikan dasar, mulai dari tingkat Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), tetapi juga tidak menutup kemungkinan untuk di kembangkan pada tingkat pendidikan menengah, baik Pendidikan Menengah Umum (SMA/MA) maupun Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK/MAK). Hal ini bergantung pada kecenderungan materi-materi yang memiliki potensi untuk di padukan dalam suatu tema tertentu. Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memumngkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistis dan autentik (Depdikbud, 1996: 3). Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995, dalam Puskur, 2007: 1).
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang mengubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah.
Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas hanya sebanding dengan keterampilan. Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembelajaran terpadu model fragmented,
Model fragmented adalah penyusunan kurikulum tradisional berdasarkan ilmu – ilmu yang berbeda dan terpisah. Dalam kurikulum standar, mata pelajaran diajarkan secara terpisah, dengan tidak ada usaha untuk menghubungkan atau mengintegrasikannya. Setiap mata pelajaran dipandang sebagai satu kesatuan yang murni, baik dalam kelompok disiplin ilmunya maupun pada disiplin ilmunya sendiri. Pembelajaran yang dilaksanakan secara terpisah yaitu hanya terfokus pada satu disiplin mata pelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Model pembelajaran fargmen ?
2. Apa kelebihan dari model fragmen ?
3. Apa kekurangan dari model fragmen ?
4. Apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan model fragmen ?
5. Apa kegunaan model fragmen ?
6. Bagaimana cara penerapan model fragmen dalam pembelajaran ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui model fragmen.
2. Untuk mengetahui kelebihan dari model fragmen.
3. Untuk mengetahui kekurangan dari model fragmen.
4. Untuk mengetahui hal – hal yang harus diperhatikan dalam melakukan model fragmen.
5. Untuk mengetetahui kegunaan model fragmen.
6. Untuk mengetetahui cara penerapan model fragmen dalam pembelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dari Model Pembelajaran Fragmented
Model Fragmented merupakan pengaturan kurikulum tradisional yang menentukan disiplin ilmu yang terpisah dan berbeda. Artinya model ini memisahkan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain baik waktu, pelaksaan pembelajaran meskipun pelajaran tersebut masih dalam inter disiplin ilmu. Biasanya, dalam bidang akademik utama seperti matematika, sains, seni bahasa dan ilmu sosial. Seni rupa dan seni tari mengambil subjek yang tersisa dari seni, musik dan pendidikan jasmani yang sering dianggap “ soft subjects” bila dibandingkan dengan “hard core” bidang akademik. Pengelompokan lain menggunakan kategori disiplin ilmu Humaniora, Ilmu Pengetahuan, Seni tari, dan seni rupa. Dalam standar kurikulum, area subyek ini diajarkan dalam isolasi, dengan tidak berusaha untuk menghubungkan atau mengintegrasikan mereka. Masing-masing dilihat sebagai entitas murni dalam dan dari dirinya sendiri. Meskipun mungkin ada tumpang tindih baik dalam ilmu-ilmu fisika dan kimia, hubungan antara keduanya secara implisit, tidak secara eksplisit, mendekati melalui kurikulum.
Model Penggalan (Fragmented) adalah model pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Contoh: dalam satu pelajaran, terdapat materi perambatan cahaya (content), prediksi (thinking skill), dan peta konsep (organizing skill). Yang merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan berpikir, dan ketramplan mengorganisir.
B. Keuntungan Dari Model Fragmen.
Salah satu keuntungan dari model fragmented ini adalah kemurnian dari setiap disiplin ilmu, selain itu guru mempersiapkan dengan baik sebagai ahli dalam suatu bidang tertentu dan memiliki kewenangan menggali subyek mereka dengan baik luas dan mendalam Artinya, ketika suatu mata pelajaran disampaikan dengan pembelajaran terpadu menggunakan metode fragmented, materi atau konsep dari ilmu tersebut akan disampaikan secara jelas dan mendalam karena guru telah merencanakan dan mengusai materi secara mendalam. Selain itu model tradisional ini juga menyediakan sebuah zona kenyamanan bagi semua pihak karena mewakili norma. Ada nilai dalam memeriksa satu disiplin atau subjek sebagai entitas yang terpisah dan berbeda untuk mengungkap atribut kritis dari masing-masing bidang diskrit. Meskipun terpecah-pecah, model ini tidak memberikan pandangan yang jelas dan terpisah dari disiplin ilmu.
Keuntungan model fragmen diantaranya adalah :
• Siswa mampu menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran sehingga siswa akan ahli dan terampil dalam bidang tertentu.
• Siswa dapat memperoleh kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran.
• Adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran.
• Guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah.
C. Kekurangan Dari Model Fragmen
Kekurangan model fragmen diantaranya adalah :
• Siswa belajar hanya pada tempat dan sumber belajar
• Keterhubungan menjadi tidak jelas dan terjadi lebih sedikit transfer pembelajaran.
• Siswa kurang mampu membuat hubungan atau integrasi dengan konsep sejenis. Artinya konsep, ketrampilan dan sikap-sikap yang tumpang tindih tidak diterangi bagi peserta didik dan transfer pembelajaran pada situasi-situasi nyata nampaknya sedikit terjadi.
• Pelajar diberikan tugas yang sangat berat untuk menghubungkan atau mengintegrasikan konsep yang dipelajari secara sendiri
D. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan model pembelajaran frgamented .
Pembelajaran fragmented dilaksanakan tanpa melihat kebutuhan perkembangan anak, guru mendril siswanya agar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual siswa terbentuk dengan cepat (instan). Jika pembelajaran fragmented dilaksanakan dengan memandang dari segi kebutuhan perkembangan siswa, misalnya pembelajaran yang menggunakan ajang permainan (learning by playing) dapat memotivasi siswa dalam belajar dan sangat cocok diterapkan dikelas TK dan SD, sedangkan untuk kelas tinggi lebih cocok learning by doing. Prinsip belajar seraya bermain dan belajar seraya bekerja dapat diterapkan dalam pembelajaran fragmented. Dalam pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual maka sebenarnya pembelajaran frgamented merupakan salah satu cara pembelajaran yang baik untuk diterapkan di SD jika dilaksanakan secara ideal hanya sayangnya pembelajaran fragmented yang dilaksanakan disekolah sekedar mencatat, duduk, mendengar, dan menghafal. Guru hanya menggunakan metode ceramah saja untuk menuntut konsep secara instan, untuk lebih baiknya dalam penerapan model pembelajaran fragmented dilaksanakan secara student centered karena dapat menghasilkan siswa yang kreatif, kritis, dan inovatif.
E. Kegunaan Model Fragmen
Menurut Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu melalui Kurikulum Terpadu dalam Satu Disiplin Ilmu, mengatakan bahwa pembelajaran terpadu melalui kurikulum terpadu fragmented terjadi jika seorang guru memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu.
Model ini berguna bagi guru agar persiapannya dapat lebih fokus. Ini juga merupakan model yang baik bagi para guru yang menginginkan untuk menggeser prioritas-prioritas kurikuler sebelum menggunakan model-model departemental silang (cross departmental) untuk perencanaan interdisipliner.
Model fragmented ini akan berguna apabila diterapkan pada sekolah dasar yang siswanya memiliki berbagai macam karakter yang berbeda dengan berbagai macam bidang ilmu yang ada yang nantinya siswa akan didorong untuk memilih jurusan yang paling mereka sukai. Dan model ini sangat bermanfaat pada tingkat menengah atas dan universitas dimana masing – masing siswa akan kita dorong untuk menentukan an mengkhususkan bidang keahlian yang mereka miliki melalui serangkaian aktivitas seperti monitoring, pelatihan serta kerjasama belajar. Selain itu mmodel ini juga sangat bermanfaat untuk guru yang lebih spesifik dalam keahliannya di bidang ilmu tertentu dan mengembangkan kurikulu yang ada dalam proses pembelajaran dikelas.
F. Cara Penerapan Model Fragmen Dalam Pembelajaran
Menurut Fogarty (1991:6) model fragmented sangat cocok diterapkan pada tahap penjurusan mata pelajaran misalnya diterapkan pada tingkat Universitas ataupun Sekolah Menengah Atas yang dalam proses pembelajarannya terdapat penjurusan/pemisahan mata pelajaran. Akan tetapi di Sekolah Dasar juga dapat diterapkan baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi yaitu di kelas. Tergantung bagaimana guru bisa mengemas pembelajaran sebaik mungkin, agar siswa bisa lebih bermakna dalam mengikuti pembelajaran.
Sebagai contoh penerapan, berikut ini tentang pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar dengan menggunakan pembelajaran terpadu model fragmented. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa meliputi kemampuan mendengarkan, membaca, berbicara, menulis, dan apresiasi sastra. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan kelima kemampuan tersebut dapat meningkat baik secara lisan maupun tertulis. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berbahasa siswa diperlukan berbagai usaha, strategi maupun metode yang inovatif dan kreatif sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia tidak menjadi pembelajaran yang membosankan bagi siswa. Dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan diharapkan siswa dapat belajar mandiri dan merasa bertanggung jawab untuk mengembangkan kemampuannya sendiri tanpa ada paksaan dari guru. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang guru harus berusaha untuk membuat rencana pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, potensi, sarana dan prasarana yang tersedia.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kelima aspek kemampuan berbahasa tersebut harus diberikan secara menyeluruh dan terencana, sehingga diharapkan siswa dapat meningkatkan dan menguasai kelima aspek tersebut baik secara lisan maupun tulis dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Namun dalam pembelajaran model Fragmented ini kelima aspek dalam keterampilan berbahasa di penggal-penggal dalam waktu yang berbeda. Hal itu dimaksudkan agar siswa bisa menguasai suatu pembelajaran secara mendalam. Model Fragmented ini dalam pemenggalannya bisa disampaikan dalam waktu yang berbeda atau juga penggunaan guru yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
The Fragmented Model (model fragmen) Yaitu model pembelajaran konvensional yang terpisah secara mata pelajaran atau model tradisional yang memisahkan secara diskrit masing-masing mata pelajaran. Pembelajaran fragmented sebagai suatu pendekatan belajar mengajar suatu mata pelajaran yang utuh tanpa mengaitkan dengan mata pelajaran lain (Fogarty, 1991). Oleh Forgaty pembelajaran frgamented disimbolkan dengan sebuah periskop yang artinya memandang satu arah, fokus yang sempit untuk setiap mata pelajaran. Model fragmen mempunyai keuntungan dan kekurangan. Keuntungan model fragmen adalah Siswa mampu menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran, sehingga siswa akan ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Kekurangan model fragmen adalah Siswa belajar hanya pada tempat dan sumber belajar Keterhubungan menjadi tidak jelas dan terjadi lebih sedikit transfer pembelajaran. fragmented terjadi jika seorang guru memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu. Yang cara penerapannya dapat dilakukan dengan lebih memperhatikan segi kebutuhan perkembangan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
http://zuuliana.blogspot.co.id/2013/11/pembelajaran-terpadu-model-fragmented_15.html
file:///C:/Users/Ingat%20ONE%20%7BAllah%7D/Downloads/Rizka%20Pratiwi%20Jaya%20%20pembelajaran%20terpadu%20tipe%20fragmented.htm
file:///C:/Users/Ingat%20ONE%20%7BAllah%7D/Downloads/Walking%20to%20the%20SKY%20%20model%20pembelajaran%20fargmented.htm